digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dunia saat ini menghadapi perubahan industri keempat, yang dikenal sebagai Industri 4.0. Indonesia telah memasuki industri 4.0 sejak 2011, tetapi belum lengkap, sehingga Kementerian Perindustrian telah merumuskan program "Making Indonesia 4.0" untuk menjadikan Indonesia sepenuhnya memasuki revolusi ini dan bertujuan untuk mencapai visi Indonesia untuk menjadi ekonomi terbesar ke-10 di dunia. dunia. Namun, Organisasi Perburuhan Internasional menyatakan bahwa 56 persen pekerjaan di Indonesia terancam diambil alih oleh robot karena Industri 4.0 dan karena Indonesia masih didominasi oleh pekerja berkeahlian menengah. Sebaliknya, sumber daya manusia memiliki peran vital dalam keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya. Big Data Analytics dalam sumber daya manusia juga diperlukan untuk mendukung analitik data yang terkait dengan sumber daya manusia di perusahaan. Budaya organisasi juga perlu dipertimbangkan karena merupakan kunci keberhasilan di era Industri 4.0. Tidak hanya itu, organisasi juga harus mengembangkan proses motivasi dengan insentif dan lingkungan kerja yang mendukung karena akan membantu memastikan bahwa individu memberikan hasil sesuai dengan harapan manajemen. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis lima konstruk yaitu modal manusia (pengetahuan, keterampilan keras, keterampilan lunak, sikap), analitik data besar dalam modal manusia (kualitas data, kompetensi analitis, pemimpin analisis tenaga kerja terampil, perpaduan keterampilan yang tepat, dan teknologi analitik yang tepat dan data), budaya organisasi (kepercayaan dan nilai-nilai), insentif dan kesiapan lingkungan kerja untuk Industri 4.0. Penelitian ini dilakukan di PT Persada Nusantara Steel dengan responden sekitar 70 karyawan. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan kuesioner. Data kuesioner akan dihitung menggunakan rumus Geomean dan Indeks Pembangunan Manusia untuk menunjukkan kesiapan relativitas antara konstruk. Hasil penelitian menunjukkan ada beberapa faktor dalam membangun modal manusia yang tidak siap untuk menghadapi industri 4.0, yaitu pengetahuan dan keterampilan keras yang berada pada tingkat tidak siap. Sebaliknya, soft skill berada pada level siap dan sikap ada pada level reseptif. Sementara itu, konstruk analisis big data ditemukan bahwa ada empat faktor yang berada di bawah level siap, yaitu kualitas data dan teknologi analitik kanan dan data yang berada pada level tidak siap. Sebaliknya, pada tingkat reseptif, ada kompetensi analitik dan faktor keterampilan pemimpin analitik tenaga kerja. Namun, ada satu faktor yang berada di atas tingkat siap, campuran keterampilan yang tepat di tingkat reseptif. Selain itu, ada juga beberapa konstruksi yang sepenuhnya siap untuk menghadapi revolusi industri 4.0, yang merupakan budaya organisasi yang terdiri dari kepercayaan yang berada di tingkat siap dan nilai di tingkat optimal. Insentif sudah berada pada tingkat optimal. Yang terakhir adalah lingkungan kerja yang ada di tingkat reseptif. Peneliti menyarankan rekomendasi untuk PT Persada Nusantara Steel untuk merencanakan program pengembangan dalam bentuk pelatihan atau seminar, merancang pengalaman belajar yang menarik. Namun, yang paling penting adalah bahwa pemimpin harus memastikan bahwa semua karyawan ingin beradaptasi, berubah, dan terus belajar.