digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Biaya overhead rumah sakit naik karena tekanan biaya dan persaingan meningkat. Dengan demikian, overhead harus diklasifikasikan dengan benar ke pusat biaya akhir yang relevan yang akhirnya mengarah ke tingkat efisiensi biaya dan kualitas jasa yang lebih tinggi. Manajemen biaya sangat penting bagi rumah sakit karena berfungsi sebagai dasar untuk mengusulkan pola harga baru dan pengukuran efisiensi biaya dan kualitas perawatan. Selama ini, rumah sakit dalam menentukan harga biayanya hanya menggunakan sistem biaya tradisional. Karena rumah sakit menghasilkan variasi produk atau layanan, akuntansi biaya tradisional tidak dapat diterima untuk digunakan pada rumah sakit yang memiliki lebih dari satu produk atau layanan karena metode ini dapat menyebabkan pengenaan biaya layanan rawat inap lebih murah (undercosting) atau lebih mahal (overcosting) ). Rumah Sakit Umum Bungsu dalam menentukan harga layanan rawat inap masih menggunakan metode tradisional. Dalam penelitian ini, Activity-Based Costing (ABC) digunakan untuk mengatasi keterbatasan yang muncul dalam akuntansi biaya tradisional (TCS). Metode ABC diterapkan untuk menghitung biaya satuan untuk layanan rawat inap dari 2017-2019. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif untuk menggambarkan dan menghitung biaya unit rawat inap di Rumah Sakit Umum Bungsu Bandung. Dalam melakukan analisis, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer dalam penelitian ini adalah informasi langsung melalui wawancara langsung dengan responden. Data sekunder diperoleh dari laporan keuangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga yang ditetapkan oleh Rumah Sakit Umum Bungsu pada 2017, 2018, dan 2019 adalah undercosting untuk VIP, Kelas I, Kelas II dan Kelas III, hasilnya juga menunjukkan bahwa metode ABC memberikan hasil perhitungan yang lebih akurat karena biaya overhead dari setiap produk dibebankan ke banyak pemicu biaya. Berdasarkan hasil ini, rekomendasi yang diusulkan adalah Rumah Sakit Umum Bungsu perlu meninjau harga layanan rawat inap dengan mempertimbangkan penerapan sistem ABC untuk menentukan harga yang akurat. Namun, pengelola RSU Bungsu perlu mempertimbangkan keterbatasan dan manfaat dari metode ABC.