digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Maraknya sewa rumah, sewa apartemen, asrama mahasiswa, dan co-working space mempengaruhi cara pandang masyarakat sebagai pilihan untuk hidup. Banyak orang dewasa muda atau pasangan muda melihat apartemen sebagai batu loncatan singkat sebelum mereka dapat membeli rumah. Orang lain yang sering pindah melihatnya sebagai pemberhentian sementara. Orang dewasa muda dipilih karena 47,5% penduduk Indonesia berusia antara 20-49 tahun, rentang usia dengan potensi tertinggi sebagai pembeli rumah pertama kali. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah menyewa apartemen dianggap sebagai batu loncatan sebelum pindah ke rumah tapak. Urbanisasi menyebabkan peningkatan jumlah penduduk di wilayah perkotaan, yang meningkatkan permintaan perumahan. Rumah split-level dikembangkan untuk menyediakan lebih banyak ruang di area terbatas, yang merupakan bagian penting dari inventaris perumahan saat ini. Pilihan tempat tinggal dipahami sebagai perilaku aktual yang dipengaruhi oleh preferensi perumahan seseorang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan wawancara semi terstruktur untuk mengumpulkan data tentang preferensi penghuni. Wawancara residen dianalisis menggunakan analisis tematik untuk memeriksa data secara cermat guna mengidentifikasi tema umum – topik, ide, dan pola makna yang muncul berulang kali. Hasil analisis menunjukkan bahwa penyewa apartemen berencana untuk pindah ke rumah tapak di masa depan. Dengan hasil yang diperoleh, penelitian ini akan menjadi saran yang berguna untuk penelitian lebih lanjut mengenai preferensi tempat tinggal.