
COVER Arinta Dewi
PUBLIC Budi Cahyadi 
BAB 1 Arinta Dewi
PUBLIC Budi Cahyadi 
BAB 2 Arinta Dewi
PUBLIC Budi Cahyadi 
BAB 3 Arinta Dewi
PUBLIC Budi Cahyadi 
BAB 4 Arinta Dewi
PUBLIC Budi Cahyadi 
BAB 5 Arinta Dewi
PUBLIC Budi Cahyadi
Emisi gas buang, terutama nitrogen oksida (NOx), karbon monoksida (CO), sulfur
oksida (SOx), volatile organic compounds (VOC), dan hidrokarbon (HC), dapat
memberi efek negatif pada kesehatan manusia dan lingkungan sekitar. Konverter
katalitik dapat digunakan untuk mengendalikan emisi gas tersebut. Tujuan dari
studi ini adalah untuk mengembangkan model konverter katalitik guna
mendapatkan kondisi optimum dengan mode operasi dinamik modulasi komposisi,
serta menentukan temperatur optimum baik umpan maupun katalis pada mode
steady state. Konverter katalitik dalam studi ini dibangun menggunakan model
heterogeneous packed-bed reactor (PBR). Model matematika yang digunakan
berupa model satu dimensi untuk multi-reaksi pada kondisi non-isotermal dari
three-way catalytic converter (TWC), di mana persamaan model diturunkan
menggunakan kesetimbangan massa dan energi untuk fasa fluida dan katalis.
Pemodelan dan simulasi dilakukan menggunakan FlexPDE 7.18. Model yang
dibangun divalidasi menggunakan hasil publikasi Joshi dkk. (2009). Pengaruh
temperatur umpan dipelajari dari 350 K hingga 800 K, sementara pengaruh
temperatur katalis dari 300 K hingga 700 K.
Berdasarkan hasil validasi model yang dibangun tidak berbeda signifikan dari
literatur acuan, di mana konversi gas umpan pada literatur dan hasil simulasi
memiliki selisih nilai kurang dari 10%. Hasil studi menunjukkan efisiensi konversi
mencapai titik optimum pada temperatur gas umpan ataupun katalis di atas titik
light-off, yaitu 502 K. Selain itu, semakin tinggi temperatur katalis (terutama di atas
light-off), semakin cepat light-off time tercapai. Adapun mode dinamik yang
disarankan untuk peningkatan konversi rata-rata, yaitu pada kondisi operasi Tfin ?
500 K, Ts0 300 K, dan switching time ? 50 detik, dengan peningkatan konversi ratarata mulai dari 4% hingga 55%. Berdasarkan hasil studi, mode operasi yang
diusulkan, di mana konversi rata-rata terbukti lebih tinggi daripada mode natural
start-up, yaitu gabungan antara mode dinamik dan natural start-up. Pada t=0
hingga t=300 detik dioperasikan dalam mode natural start-up, kemudian
dilanjutkan dengan mode dinamik hingga 750 detik. Peningkatan konversi rata-rata
keseluruhan dari mode yang diusulkan untuk CO, H2, HC, dan NO masing-masing
sebesar 47,02%, 66,28%, 44,39%, dan 53,08%.