

2013 TA PP MOCHAMAD RAMADHAN YOAN MARDIANA 1.pdf?
Terbatas  Suharsiyah
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Suharsiyah
» Gedung UPT Perpustakaan
Kemampuan produksi dari sumur geotermal dinyatakan dalam kurva hubungan antara tekanan kepala sumur dengan kapasitas laju massa fluida dari sumur tersebut, yang biasanya disebut kurva output produksi. Kurva ini diperoleh dari uji produksi sumur yang dilaksanakan setelah sumur selesai dibor. Kurva output peroduksi sumur pada kondisi yang berbeda, misalnya prediksi produksi dengan konfigurasi casing yang lebih besar, dapat diperkirakan dengan pemodelan secara analitis, yaitu dengan menirukan kelakuan aliran fluida di dalam reservoir dan di dalam lubang sumur. Untuk sumur yang memproduksi fluida pada kondisi dua fasa, perhitungan dapat menggunakan drift-flux model. Beberapa sumur geotermal memiliki kandungan non condensable gas (NCG), yang diwakili oleh CO2 yang cukup tinggi sehingga evaluasi sifat-sifat termofisika seperti enthalpy, tekanan uap, massa jenis, viskositas, dan entropi tidak dapat menggunakan perhitungan sifat-sifat air murni. Perbedaan sifat-sifat air campuran ini nantinya akan berpengaruh pada perhitungan kehilangan tekanan di lubang sumur. Korelasi drift-flux kemudian dikombinasikan dengan perhitungan sifat-sifat air dengan pengaruh CO2. Dari perhitungan kehilangan tekanan tersebut, dapat diketahui productivity index (PI) setiap sumur dan dengan mengasumsikan PI tetap, prediksi kurva output produksi dengan menggunakan konfigurasi sumur standard dan bighole dapat dibuat.