
ABSTRAK Nadia Elfirda Karamy
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 1 Nadia Elfirda Karamy
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 2 Nadia Elfirda Karamy
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 3 Nadia Elfirda Karamy
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 4 Nadia Elfirda Karamy
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 5 Nadia Elfirda Karamy
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 6 Nadia Elfirda Karamy
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

PUSTAKA Nadia Elfirda Karamy
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Bertambahnya jumlah penduduk menuntut kota untuk meningkatkan pelayanan dasar
serta beradaptasi dalam menyelesaikan permasalahan perkotaan yang semakin kompleks.
Salah satu pendekatan yang banyak digunakan untuk mengatasi hal tersebut adalah
konsep smart city yang kini banyak diterapkan di kota-kota di Indonesia. Saat ini Kota
Salatiga sedang memulai inisiasi smart city yang diharapkan dapat mengatasi berbagai
isu dan permasalahan lintas aspek dan lintas sektor. Sebelum implementasi, tahap inisiasi
menjadi penting untuk ditinjau dan diidentifikasi lebih lanjut agar kelak Kota Salatiga
menerapkan konsep smart city yang sesuai dengan karakteristik dan potensinya, bukan
sekedar kota yang menerapkan TIK. Selain itu, peninjauan kesiapan implementasi smart
city menjadi tahap yang harus dilakukan sebelum penyusunan masterplan smart city.
Sayangnya, indikator penilaian kesiapan smart city yang ada masih perlu disesuaikan
konteksnya dengan pengembangan smart city di kota-kota di Indonesia. Data dan
informasi yang komprehensif terkait kondisi eksisting kota sangat dibutuhkan dalam
pengukuran kesiapan implementasi smart city tersebut. Oleh karenanya penting untuk
menilai kesiapan data dan informasi yang mendukung implementasi smart city di Kota
Salatiga dengan asesmen yang variabel dan indikatornya telah disesuaikan konteksnya
dengan smart city di Indonesia. Dalam penelitian ini kesiapan tersebut dinilai
berdasarkan tiga dimensi atau komponen utama yang harus ada di dalam smart city yaitu
manusia, teknologi, dan institusi. Variabel, indikator, dan parameter yang mempengaruhi
kesiapan data dan informasi ketiga dimensi tersebut diidentifikasi melalui systematic
literature review kemudian diberikan bobot prioritas melalui metode Analytical Hierarchy
Process (AHP) yang diperhitungkan dari pendapat para ahli smart city. Kesiapan data
dan informasi yang mendukung implementasi smart city dinilai dari ketersediaan data di
Kota Salatiga dengan penilaian biner. Temuan penelitian ini menunjukkan variabel yang
menjadi prioritas tertinggi dalam dimensi manusia adalah kesadaran dan partisipasi
warga, sementara untuk dimensi teknologi adalah infratruktur dasar pendukung TIK, dan
untuk dimensi institusi adalah modal sosial. Secara keseluruhan, ketercapaian
pemenuhan data tertinggi di Kota Salatiga adalah dimensi institusi (92%), kemudian
dimensi teknologi (83%) dan terakhir dimensi manusia (69%). Hal tersebut menunjukkan
perlu adanya peningkatan manajemen data terutama pada dimensi manusia. Hasil studi
ini dapat berguna bagi Kota Salatiga maupun kota-kota lain yang hendak menerapkan
smart city sebagai konsep pengembangan kotanya.