digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Luthfita Khotimatul Amanah
PUBLIC Dwi Ary Fuziastuti

Pertambahan penduduk mengakibatkan peningkatan kebutuhan akan perubahan fungsi lahan untuk berbagai keperluan yang menunjang pertumbuhan sosial ekonomi masyarakat. Perubahan tutupan lahan dikaji pada tesis ini melalui analisis klaster pada beberapa daerah Kabupaten/Kota yang menjadi wilayah Provinsi Jawa timur. Sehingga, berbagai informasi bermanfaat dapat diperoleh berkaitan dengan penyebab perubahan tutupan lahan, yang di antaranya adalah jumlah penduduk, distribusi/sebaran penduduk pedesaan-perkotaan, dan variable lainnya. Pengelompokan objek berdasarkan keserupaannya dapat dilakukan menggunakan analisis klaster. Keserupaan dilihat dari ukuran jarak. Ukuran jarak yang digunakan adalah ukuran jarak Euclidean. Dua klaster dikatakan berbeda atau tidak serupa jika kedua objek tersebut memiliki jarak yang besar. Algoritma hirarki divisif (AHD) pada analisis klaster menerapkan pendekatan top-down dengan menganggap seluruh anggota berada dalam satu klaster yang sama. Kemudian pembagian klaster ditentukan berdasarkan ketidak serupaan jaraknya. Sifat lahan yang selalu berkelompok untuk setiap jenisnya menjadikan alasan AHD diterapkan pada perubahan tutupan lahan di Provinsi Jawa Timur dengan melibatkan kondisi fisik lahan dan sosial ekonominya. Pengelompokan objek dari 53.283.768 piksel dilakukan menggunakan algoritma hirarki divisif berdasarkan pengukuran dari 13 variabel. Data sampel sebanyak 400 piksel diambil secara acak berstrata. Hasil yang diperoleh pada proses klasterisasi lahan di Provinsi Jawa Timur adalah sebesar 69,25% dari penggunaan lahan mengalami perubahan dengan 21 pola perubahan lahan dan 30,35% sisanya stabil. Perubahan terbesar (21,75%) terjadi pada area pertanian lahan basah menjadi pertanian lahan kering tersebar di area barat Provinsi Jawa Timur. Selain itu perubahan lahan menjadi kawasan tambak juga mendominasi di area timur Provinsi Jawa Timur. Peralihan fungsi menjadi lahan terbangun tergolong kecil (1%). Namun, hal ini menjadi menarik sebab sebagian besar kelas lahan terbangun cukup stabil di wilayah kota-kota besar Provinsi Jawa Timur.