PT Toyota Astra Motor (TAM) merupakan salah satu perusahaan yang berperan
penting dalam pengembangan industri otomotif nasional untuk mencapai target
sebagai negara basis produksi otomotif dunia. Perusahaan ini bergerak di bidang
pemasaran produk dan jasa pelayanan berkualitas tinggi kendaraan merek Toyota.
Selain itu, PT TAM juga bergerak di bidang pemasangan aksesoris dan part pada
kendaraan merek Toyota. Dalam rangka menghadapi ketidakpastian permintaan,
PT TAM perlu mengelola kebijakan persediaan material sebagai pendukung proses
produksi secara efektif dan efisien.
Saat ini, kinerja sistem inventori bahan baku belum memuaskan. Berdasarkan data
historis tahun 2019, penggunaan stok material jenis dedicated belum efektif
sehingga berpengaruh pada tingginya penumpukan material. Hal tersebut
didasarkan pada nilai stock ratio sebesar 3,65 yang belum memenuhi target yang
ditetapkan. Adanya penumpukan tersebut akibat dari perputaran kanban yang masih
menerapkan Traditional Kanban System (TKS). Konsep pada sistem tersebut akan
optimum apabila diterapkan pada kondisi lingkungan yang stabil dan lancar
(Shahabudeen & Sivakumar, 2008). Sehingga, dalam Shahabudeen & Sivakumar
(2008) dibahas mengenai pembaharuan konsep kanban dengan memvariasikan
penggunaan jumlah kanban. Istilah tersebut dikenal dengan Adaptive Kanban
System (AKS). Konsep tersebut memainkan peranannya dalam alur pemesanan
kanban pemasok yang memperhatikan tingkat inventori dan backorder aktual.
Rancangan konsep Adaptive Kanban System (AKS) dibangun dengan
menggunakan Simulasi Monte Carlo. Simulasi Monte Carlo akan mencari
kombinasi nilai variabel keputusan yang menghasilkan stock ratio terendah dengan
mempertimbangkan batas backorder yang boleh terjadi. Kebijakan inventori usulan
dengan konsep AKS membuat rata-rata stock ratio per bulan untuk 85 material
penelitian mengalami penurunan sebesar 21,73% dari semula.