COVER Valencia Aditya Gozali
EMBARGO  2027-05-28 
EMBARGO  2027-05-28 
TS-TK-Valencia Aditya Gozali-23020038-1-Bab I.pdf]
EMBARGO  2027-05-28 
EMBARGO  2027-05-28 
TS-TK-Valencia Aditya Gozali-23020038-1-Bab II.pdf)u
EMBARGO  2027-05-28 
EMBARGO  2027-05-28 
TS-TK-Valencia Aditya Gozali-23020038-1-Bab III.pdf?
EMBARGO  2027-05-28 
EMBARGO  2027-05-28 
TS-TK-Valencia Aditya Gozali-23020038-1-Bab IV.pdf)u
EMBARGO  2027-05-28 
EMBARGO  2027-05-28 
TS-TK-Valencia Aditya Gozali-23020038-1-Bab V.pdf]
EMBARGO  2027-05-28 
EMBARGO  2027-05-28 
Air asam tambang merupakan salah satu masalah utama industri pertambangan. Air
asam tambang memiliki pH yang rendah dan mengandung kontaminan ion logam
berat, seperti Cu(II) dan Zn(II), yang konsentrasinya melebihi ambang batas air
limbah yang diperbolehkan oleh Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.
202 Tahun 2004, yaitu masing-masing 2 ppm dan 5 ppm. Dalam konsentrasi tinggi,
ion logam berat dapat membahayakan ekosistem, manusia, maupun makhluk hidup
lain.
Salah satu metode yang umum digunakan dalam menghilangkan logam berat
adalah adsorpsi dengan menggunakan zeolit alam. Zeolit alam memiliki
kemampuan penukaran ion, harganya ekonomis, dan jumlahnya melimpah, namun
umumnya memiliki kapasitas adsorpsi yang rendah karena rasio Si/Al yang tinggi.
Oleh sebab itu, diperlukan modifikasi pada permukaan zeolit dengan tujuan untuk
meningkatkan kapasitas adsorpsinya terhadap ion logam berat yang terdapat pada
air asam tambang.
Modifikasi yang dilakukan adalah pertukaran kation dan penambahan surfaktan
pada permukaan zeolit. Sebagian besar kation yang terdapat pada klinoptilolit,
seperti Na(I), K(I), dan Ca(II), ditukar dengan Mg(II). Surfaktan yang digunakan
adalah surfaktan kationik hexadecyltrimethylammonium bromide (HDTMA-Br).
Penambahan jumlah surfaktan mengikuti (k ???? KTK) mg/g, dimana k = 1, 2, dan 4
yang setara dengan 12,75, 25,50, 51,00 mg/g. Setelah modifikasi, adsorben akan
digunakan untuk adsorpsi logam Cu(II) dan Zn(II) secara batch dan kontinu. Untuk
adsorpsi kontinu, ketinggian unggun adsorben divariasikan : 1 cm, 2 cm, dan 2,5
cm.
Berdasarkan hasil pemodelan Langmuir terhadap data penelitian, zeolit dengan
penambahan surfaktan setara dengan 100% kapasitas tukar kation (SMZ1)
memiliki kapasitas adsorpsi Cu(II) dan Zn(II) yang paling tinggi jika dibandingkan
dengan klinoptilolit dan klinoptilolit yang kationnya telah ditukar dengan Mg(II).
Kapasitas klinoptilolit dalam mengadsorpsi Cu(II) dan Zn(II) adalah sebesar 5,00
mg/g dan 0,15 mg/g. Kapasitas adsorpsi Cu(II) dan Zn(II) dari klinoptilolit dengan
kation Mg(II) adalah 11,10 mg/g dan 1,34 mg/g, sedangkan kapasitas adsorpsi
SMZ1 untuk Cu(II) dan Zn(II) masing-masing 15,16 mg/g dan 15,51 mg/g. Adsorpsi juga dilakukan terhadap campuran Cu(II) dan Zn(II) pada model air asam
tambang. Hasilnya, persentase penyingkiran Cu(II) dan Zn(II) dengan SMZ1 lebih
tinggi saat pH larutan = 5 daripada saat pH = 4. Saat rasio Cu(II) dengan Zn(II)
dalam model air asam tambang adalah 1:1 dan pH = 5, SMZ1 lebih banyak
menyerap Cu(II) dibanding Zn (II), dimana %-penyingkiran Cu(II) mencapai 100%
dan untuk Zn(II) hanya 75,8%. Saat rasio Cu(II) terhadap Zn(II) adalah 1:1 dan pH
= 4, %-penyingkiran Cu(II) dan Zn(II) masing-masing 97,4% dan 62,2%. Pada
adsorpsi kontinu, waktu jenuh SMZ1 mengalami peningkatan dari 0,2 jam (h = 1
cm) menjadi 20,5 jam (h = 2,5 jam).