digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Alya Farhah Nabilah
PUBLIC Latifa Noor

PUSTAKA Alya Farhah Nabilah
PUBLIC Latifa Noor

COVER Alya Farhah Nabilah
EMBARGO  2025-03-06 

BAB1 Alya Farhah Nabilah
EMBARGO  2025-03-06 

BAB2 Alya Farhah Nabilah
EMBARGO  2025-03-06 

BAB3 Alya Farhah Nabilah
EMBARGO  2025-03-06 

BAB4 Alya Farhah Nabilah
EMBARGO  2025-03-06 

BAB5 Alya Farhah Nabilah
EMBARGO  2025-03-06 

Ion Pb2+ merupakan salah satu logam berat pencemar yang paling banyak terdapat di lingkungan. Salah satu cara mengurangi kadar ion logam berat tersebut yaitu menggunakan metode adsorpsi untuk memisahkan logam berat dari limbah pencemar. Pada penelitian ini dilakukan adsorpsi terhadap ion Pb2+ menggunakan zeolit alam yang didapatkan dari daerah Lampung, Indonesia. Zeolit memiliki permukaan yang berpori dengan kerangka utama bermuatan negatif sehingga memungkinkan pertukaran kation logam berat dengan kation yang berada di zeolit. Pada penelitian ini telah dilakukan pengontakan zeolit terhadap ion logam berat dengan variasi pH rentang 1 – 5, variasi konsentrasi rentang 10 – 1000 ppm, variasi waktu kelipatan 5 menit serta variasi temperatur 30°C, 40°C dan 50°C. Hasil menunjukkan kondisi optimum terjadi pada pH 4 dengan waktu kontak 30 menit. Proses adsorpsi mengikuti model isoterm Langmuir dengan R2 sebesar 0,983 dan qmax 53,927 mg g-1. Model kinetika berlangsung mengikuti orde satu semu dengan R2 sebesar 0,9332 dan k1 0,043. Adsorpsi tersebut merupakan reaksi endotermik (?H ° = 58,05 KJ/mol), memiliki ketidakteraturan (?S° = 234,29 J/K.mol) dan berlangsung secara spontan (?G° bernilai negatif). Karakterisasi fisik zeolit sebelum dan setelah adsorpsi menggunakan FTIR menunjukkan puncak serapan pada rentang bilangan gelombang 420-500 cm-1, 950-1250 cm-1 dan 3250-3750 cm-1. Bilangan gelombang 420-500 cm-1 berkorelasi dengan bending dan rotasi ikatan O-T-O, 950-1250 cm-1 berkorelasi dengan vibrasi stretching T-O-T dan 3250-3750 cm-1 berkorelasi dengan gugus hidroksil. Hasil difraktogram XRD mengindikasikan derajat kristalinitas sebesar 41,53% dan zeolit yang digunakan berjenis utama MOR (mordenit). Karakterisasi SEM-EDS menunjukkan perbedaan morfologi zeolit alam sebelum dan setelah adsorpsi serta rasio Si/Al pada zeolit alam yaitu sebesar 4,42.