digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Alkohol gula adalah anggota poliol yang memiliki atom karbon sebanyak 3 hingga 7 dan lazimnya merupakan hasil reduksi dari gula aldosa. Aldosa dengan jumlah paling melimpah di alam adalah glukosa dalam bentuk pati dan selulosa. Hasil reduksi dari glukosa menghasilkan gula alkohol yang disebut dengan sorbitol. Robinson (1996) telah membuktikan bahwa sorbitol dapat direduksi menjadi 2-iodoheksan (yang kemudian dapat dikonversi menjadi hidrokarbon). Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan bukti atau sanggahan berbasis eksperimen terhadap dugaan/hipotesis bahwa reduksi sorbitol menjadi 2-iodoheksan dapat juga dilaksanakan oleh reaksi yang lebih memiliki potensi penerapan komersial, yaitu C6H14O6 + I2 + 6 HCOOH ? C6H13I + HI + 6 CO2 + 6 H2O dengan bantuan promotor yang mampu meningkatkan kecepatan reduksi iodium (I2) oleh asam format (HCOOH). Ada 3 kandidat promotor yang diuji keefektifannya, yaitu ion hidrogen fosfat (H2PO4-), trietilamin [(C2H5)3N] dan dimetil sulfoksida (DMSO). Percobaan-percobaan untuk memverifikasi dugaan-dugaan dilakukan pada kondisi sesuai dengan yang dilakukan Robinson (1996): tekanan atmosferik dan temperatur refluks (sekitar 110oC-130oC) dengan waktu refluks 3 jam dan 2x3 jam. Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa promotor yang tepat adalah pelarut DMSO dan bahwa nisbah molar I/OH dalam campuran awal reaksi berperan sangat penting bagi keberlangsungan reaksi; untuk mencapai derajat konversi sorbitol di atas 90% diperlukan nisbah molar I/OH 1,6 – 1,8 dengan waktu refluks 6 – 3 jam (karena sorbitol memiliki 6 gugus OH, nisbah molar I/OH pada persamaan reaksi di atas adalah 2/6 atau 1/3).