
ABSTRAK Refan Anggasatriya
PUBLIC Alice Diniarti 
COVER Refan Anggasatriya
PUBLIC Alice Diniarti 
TS-TK-Refan Anggasatriya-23019034-1-Bab I.pdf?
PUBLIC Alice Diniarti 
TS-TK-Refan Anggasatriya-23019034-1-Bab II.pdf
]
PUBLIC Alice Diniarti 
TS-TK-Refan Anggasatriya-23019034-1-Bab III.pdf)u
PUBLIC Alice Diniarti 
TS-TK-Refan Anggasatriya-23019034-1-Bab IV.pdf
]
PUBLIC Alice Diniarti 
TS-TK-Refan Anggasatriya-23019034-1-Bab V.pdf?
PUBLIC Alice Diniarti
Primary reformer adalah reaktor tempat terbentuknya synthesis gas. Umpan dari reaksi
pembentukan gas sintesaadalah Gas alam dan steam. proses reaksi pembentukan gas sintesadi
dalam reaktor pipa / tube adalah reaksi endotermis (membutuhkan panas atau panas masuk ke
dalam reaktan dan terjadi reaksi pembentukan produk). sumber panas untuk reaksi pembentukan
gas sintesadiperoleh dari api (flame) yang dihasilkan oleh pembakaran Gas alam dan udara yang
berasal dari arch burner yang terpasang pada roof dengan aliran api pembakaran dari atas ke
bawah (downward firing).
Setelah beroperasi lebih dari 10 tahun, pada tahun 2015 terjadi perubahan komposisi gas yang
berpengaruh signifikan pada reaksi pembakaran yaitu penurunan fraksi gas CH4 (Metan) dan
kenaikan fraksi gas CO2. Kondisi ini menyebabkan penurunan firing rate di karenakan sifat gas
CO2 yang bersifat mengurangi kalor pembakaran. Untuk menjaga firing rate agar tidak berubah,
maka laju alir fuel gas yang terdiri dari gas alam, tail gas dan excess gas sintesadinaikkan. Akan
tetapi kenaikan flow rate ini aktualnya menyebabkan firing rate kita lebih dari firing rate desain
dan meningkatkan temperatur pada ruang sembur dan di dalam burner tip arch burner.
Untuk kenaikan velocity api (hot gas) pada outlet tip nosel primer disebabkan fuel gas melewati
nosel yang penampangnya sempit dibandingkan luas area sebelum nosel (hukum kontinuitas).
Kenaikan velocity yang ekstrim menimbulkan aliran jetting. Meningkatnya kecepatan aliran
mengakibatkan fluktuasi kecepatan alir juga bertambah. fluktuasi kecepatan alir meningkat maka
aliran turbulen (aliran eddy yang berotasi dan bergerak translasi) semakin banyak sehingga arah
aliran api ke segala arah. kondisi pembakaran tersebut bisa dikategorikan tidak baik karena bentuk
aliran api (flame geometry) yang baik untuk arch burner adalah yang dominan ke arah bawah
(simetris dengan orientasi burner tip).
Hasil simulasi menunjukkan kondisi api yang keluar dari arch burner sama seperti kondisi aktual
lapangan dengan data temperatur yang tinggi (1500-2000oC), kecepatan alir yang tinggi (720-1200
m/s) dan energi kinetik turbulen yang besar (1,37x106 m2/s2). Dengan dasar hukum kontinuitas,
maka penulis melakukan modifikasi pada arch burner dengan menambah jumlah tip nosel primer
dari enam (6) buah ke sembilan (9) buah. Hasil simulasi dengan modifikasi arch burner dapat
menurunkan temperatur api (700-1200oC), kecepatan alir (100-300 m/s) dan energi kinetic
turbulen 3,94x104 m2/s2. dari pathline terlihat bentuk aliran lebih dominant ke arah bawah dan
visual aliran jetting dan besaran aliran turbulen juga berkurang. Jika dibandingkan dengan
simulasi dengan burner eksisting sesuai test report burner, maka dari sisi temperatur, kecepatan
alir dan energi turbulen, modifikasi arch burner layak dilakukan agar hasil pembakaran arch
burner membaik