
ABSTRAK Maisara Humaira Yandari
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 1 Maisara Humaira Yandari
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 2 Maisara Humaira Yandari
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 3 Maisara Humaira Yandari
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 4 Maisara Humaira Yandari
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 5 Maisara Humaira Yandari
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

PUSTAKA Maisara Humaira Yandari
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

2022 TA PP MAISARA HUMAIRA YANDARI_LAMPIRAN.pdf)u
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Salah satu penyebab kemunculan masalah permukiman kumuh di wilayah
perkotaan adalah adanya ketidakmampuan masyarakat dalam menjangkau dan
memenuhi segala kebutuhan penunjang permukiman. Maka dari itu, Partisipasi
masyarakat adalah suatu upaya yang diperlukan dalam menangani persoalan
permukiman kumuh di Indonesia agar kesadaran masyarakat untuk menjaga
lingkungannya dapat terbangun. Guna menangani permasalahan permukiman kumuh
tersebut, Direktorat Jenderal Cipta Karya berinisiatif membangun suatu platform
kolaborasi melalui Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU), dimana penanganan
permukiman kumuh dipimpin oleh pemerintah daerah dengan mengedepankan prinsip
kolaboratif dan partisipatif dalam tahap perencanaan sampai implementasinya.
Partisipasi masyarakat merupakan modal utama dalam pencapaian sasaran program
KOTAKU, dimana ketercapaian program ini tidak akan berjalan maksimal tanpa
adanya keterlibatan aktif dari masyarakat. Sebagai salah satu kelurahan dengan nilai
ketercapaian program dan angka penurunan kumuh paling baik di Kota Yogyakarta,
penyelenggaraan program KOTAKU di Kelurahan Pringgoksuman perlu dijadikan
percontohan serta ditinjau terkait praktik partisipasi masyarakat yang diterapkan pada
setiap tahapan program. Pada penelitian ini akan ditelaah bentuk, pendekataan,
mekanisme serta outcome dari peyelengaraan partisipasi masyarakat dalam program
KOTAKU.
Analisis yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan metode kualitatif
deskriptif. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa program KOTAKU
diimplementasikan melalui empat tahapan, yaitu tahap persiapan, perencanaan,
pelaksanaan dan tahap keberlanjutan. Berdasarkan tinjauan mekanisme partisipasi
masyarakat menggunakan democracy cube (Fung, 2006), diketahui bahwa dalam
penyelenggaraan program KOTAKU terdapat upaya meningkatkan nilai
representative dengan adanya pembentukan organisasi atau kelompok masyarakat,
yaitu kelompok TIPP (Tim Inti Perencanaan Partisipatif) pada tahap perencanaan,
KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) pada tahap pelaksanaan dan KPP (Kelompok
Pemeliharan dan Pemanfaatan) pada tahap keberlanjutan. Mekanisme tersebut
sekaligus meningkatkan nilai efektivitas dari penerapan partisipasi masyarakat melalui
kemitraan dengan fasilitator program KOTAKU, lalu adanya pemberian otoritas
penuh kepada masyarakat dalam memanfaatkan dan memelihara sarana prasarana
yang sudah dibangun. Proses komunikasi yang informatif dan reflektif juga
ditingkatkan seiring dengan diberikannya ruang bagi masyarakat untuk bernegosiasi
dan bermusyawarah dalam menentukan kebijakan penanganan permukiman kumuh
pada tahap pelaksanaan hingga tahap keberlanjutan