digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Suci Awaliyah
PUBLIC Alice Diniarti

Permintaan kopi Robusta dari Jawa Barat meningkat dari tahun ke tahun karena kopi Robusta dari Jawa Barat memiliki kualitas yang baik. Profil metabolit kopi green beans dari area budidaya yang berbeda bervariasi dan memengaruhi kualitas kopi. Profil metabolit pada kopi Robusta dari enam wilayah berbeda di Jawa Barat, yaitu Bogor, Cianjur, Tasikmalaya, Ciamis, Kuningan, dan Sumedang, dapat dianalisis dengan pendekatan metabolomik. Metabolit yang memberikan pengaruh signifikan pada kualitas kopi sudah banyak diketahui, diantaranya kafein dan asam klorogenat (CGA). Tujuan dari penelitian ini mengungkap profil metabolit volatile pada biji kopi Robusta dari Jawa Barat untuk menentukan perbedaan metabolit yang dapat membedakan kopi dari enam wilayah berbeda tersebut, mengungkap prediksi jalur biosintesis dari metabolit marka dan menentukan kadar kafein dan asam klorogenat. Sampel biji kopi dikoleksi dari enam wilayah tersebut dianalisis menggunakan alat GC/MS-SPME (Gas Chromatography Mass Spectrometry- Solid Phase Micro Extraction), masing-masing sebanyak 3 ulangan. Untuk identifikasi metabolit, puncak-puncak dari spektrum masa GC/MS sampel dibandingkan dengan spektrum masa dari pustaka pembanding NIST 14 (National Institute of Standards and Technology), dan nilai LRI (linier retention indices) sampel dengan nilai LRI pustaka. Keseluruhan data yang diperoleh dianalisis dengan statistik multivariat yaitu Principal component analysis (PCA), Partial Least Square – Discriminant Analysis (PLS-DA), analisis hierarki clustering, analisis Variable Importance in Projection (VIP) dan analisis jalur metabolisme berbasis database jalur KEGG (Kyoto encyclopedia of genes and genomes) menggunakan software metaboanalyst 5.0. Dari 143 metabolit yang teridentifikasi, 57 metabolit telah dikonfirmasi berdasarkan nilai LRI. Hasil analisis PCA menunjukkan nilai variansi PC-1 39.1% dan PC-2 21.2% sehingga total variansi dari dua komponen utama sebesar 60.2%. Berdasarkan analisis PCA, tampak sampel biji kopi asal Cianjur terpisahkan tersendiri demikian juga sampel biji kopi asal Bogor terpisahkan tersendiri. Namun, sampel biji kopi asal Ciamis, Sumedang, Kuningan, Tasikmalaya berkelompok berdekatan satu sama lain menjadi satu klaster. Hasil analisis PLS-DA memperlihatkan ada delapan (8) metabolit kandidat biomarka (berdasarkan nilai VIP ? 1.5), lima diantaranya teridentifikasi sebagai senyawa benzaldehyde, isovaleric acid, diisobutyl succinate, acetic acid, dan phenyl acetate dengan nilai LRI berturut-turut 1508.2, 1658.3, 1894.2, 1442.05, dan 1671.04. Berdasarkan analisis jalur metabolisme terhadap kelima biomarka menggunakan KEGG diperoleh tiga jalur prediktif biosintesis dari biomarka yang teridentifikasi, yaitu prediktif jalur metabolisme degradasi toluen, biosintesis alkaloid dan metabolisme sulfur. Analisis kadar kafein dan CGA menggunakan UV-HPLC menunjukkan bahwa konsentrasi kafein dalam biji kopi green bean dan roasted beans berturut-turut berkisar antara 7.67-16.52% dan 10.79-15.56%. Konsentrasi CGA dalam biji kopi green bean dan roasted beans berturut-turut berkisar antara 0.74-3.03% dan 0.25-0.77%. Hasil analisis PCA menunjukkan variabel mikroklimatik yang paling berpengaruh terhadap konsentrasi kafein adalah ketinggian tempat, suhu, dan kelembaban dengan nilai PC1 47.8%, sedangkan variabel mikroklimatik yang paling berpengaruh terhadap konsentrasi CGA adalah curah hujan dengan nilai PC1 37.2% dari total varians. Dapat disimpulkan, profil metabolit sampel biji kopi yang dianalisis dengan statistik multivariat dikelompokkan menjadi tiga klaster utama, yaitu klaster kopi Cianjur, klaster kopi Bogor dan klaster kopi Ciamis-Sumedang-Kuningan-Tasikmalaya. Diperoleh tiga jalur prediktif biosintesis senyawa biomarka yaitu jalur metabolisme degradasi toluen, biosintesis alkaloid dan metabolisme sulfur. Terdapat korelasi positif dari faktor kelembaban, suhu, dan ketinggian terhadap kadar kafein. Namun, tidak ada faktor mikroklimatik apapun yang memiliki korelasi yang positif terhadap kadar asam klorogenat.