digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2022 DS PP RINI MAULINA 1.pdf)u
PUBLIC Noor Pujiati.,S.Sos

COVER Rini Maulina
PUBLIC Noor Pujiati.,S.Sos

BAB 1 Rini Maulina
PUBLIC Noor Pujiati.,S.Sos

BAB 2 Rini Maulina
Terbatas Noor Pujiati.,S.Sos
» ITB

BAB 3 Rini Maulina
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Rini Maulina
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Rini Maulina
Terbatas  Noor Pujiati.,S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 Rini Maulina
PUBLIC Noor Pujiati.,S.Sos

PUSTAKA Rini Maulina
PUBLIC Noor Pujiati.,S.Sos

Kata ibu terdapat pada berbagai bahasa di seluruh dunia. Di Indonesia, terdapat kata ibu dalam berbagai bahasa daerah, seperti ammak dalam bahasa Makassar, inan dalam bahasa Timor Timur, dan sebagainya. Indung kata untuk ibu dalam bahasa Sunda. Indung memiliki dua pengertian, indung biologis sebagai indung yang mengandung, melahirkan dan merawat anak, dan indung dalam budaya yang memiliki makna lebih luas. Indung dalam budaya terdapat pada peribahasa seperti indung tunggul rahayu (ibu akar kemuliaan hidup) dan pada babasan seperti indung beurang (dukun beranak) terdapat dalam bentuk teks. Dalam bentuk visual indung terdapat pada leuit indung (lumbung padi), indung pare (ikatan-ikatan padi yang dipanen pertama kali) dan pada waditra kacapi indung (alat musik tradisional Sunda). Hal tersebut memperlihatkan kata indung dalam bentuk visual sangat terbatas dan dalam bentuk simbol-simbol maknanya tidak terlihat, peribahasa “nyumput buni dinu caang, negrak bari teu katembong” (indung yang dekat dengan kehidupan kita, tetapi tidak terlihat), makna indung perlu diketahui dan dipahami. Permasalahan lainnya, dalam karya seni rupa Indonesia, terdapat tema ibu dengan visualisasi dominan menggambarkan kehidupan ibu dan persoalan perempuan secara umum seperti pada karya-karya Arahmaiani, Erika Ernawan, Melati Suryodarmo, Citra Sasmita dan lainnya. Berdasarkan hal tersebut, permasalahan yang ditemukan terkait makna indung dalam budaya Sunda dan visualisasi pada karya seni rupa bertema ibu yaitu, penelitian tentang indung tidak banyak ditemukan, karya seni rupa dengan tema ibu masih dalam lingkup pengertian ibu biologis, belum ditemukan karya seni rupa bertema makna indung dalam budaya Sunda. Urgensi dari penciptaan karya seni rupa makna indung berdasarkan penelitian yaitu, penelitian mengenai makna indung masih diperlukan, peluang menciptakan karya seni rupa bertema makna indung masih luas dan peluang menggunakan visualisasi dan media dari tradisi khususnya batik tulis masih luas dan untuk menemukan visualisasi yang baru terhadap tema ibu dalam karya seni rupa. Penciptaan karya seni rupa berdasarkan penelitian dengan tema makna indung menggunakan metode Art Based Research (ABR), metode yang dapat mengadaptasi prinsip seni kreatif untuk menjawab pertanyaan penelitian sosial secara holistik dan dimana teori dan praktik saling terkait. Berdasarkan metode ABR yang digunakan, penciptaan karya seni rupa makna indung dilakukan secara paralel antara penelitian terhadap makna indung dengan eksplorasi penciptaan karya seni rupa, yang dilakukan selama sekitar tiga tahun pada rentang pertengahan tahun 2018 hingga pertengahan tahun 2021 sebanyak enam periode semester yaitu periode waktu studi semester 1 hingga semester 6, pada setiap periode tersebut dilakukan penelitian mengenai makna indung kemudian didapatkan perolehan makna indung dan direpresentasikan pada karya seni rupa melalui eksplorasi visual dan media konvensional dan bukan konvensional untuk menemukan visualisasi yang kuat dan terhubung dengan konsep karya seni. Selama periode 1 sampai periode 5 diperoleh makna indung dan 13 karya eksplorasi. Karya yang dihasilkan pada setiap periode merupakan hasil evaluasi dan eksplorasi dari karya sebelumnya. Dari hasil eksplorasi tersebut, dievaluasi dan didapatkan temuan yaitu karya-karya dengan visualisasi tradisi dan media tradisi dapat menyampaikan makna indung, juga ditemukan belum didapatkannya makna indung yang kuat sehingga diperlukan pengerucutan terhadap data makna indung. Berdasarkan hal tersebut dilakukan pengerucutan makna dengan metode triangulasi terhadap data makna indung yang diperoleh dari literatur, kuesioner, wawancara dan hasil diskusi kelompok terfokus (focus group discussion). Diskusi kelompok terfokus (focus group discussion) dengan pakar budaya Sunda dilakukan untuk mengklasifikasi data-data yang sudah diperoleh dan untuk mendapatkan tambahan data mengenai makna indung. Hasil dari pengerucutan makna diperoleh makna inti yaitu, sumber kehidupan, rumah, kasih sayang, pemimpin dan indah, dan didapatkan temuan bahwa indung tidak dapat di simbolisasi secara tunggal, memiliki kemampuan generatif, memiliki muatan spirit dan materi dan tidak bergender. Hasil temuan makna indung dan hasil evaluasi eksplorasi terhadap visualisasi dan media, juga inspirasi elemen visual dari karya seniman kontemporer direpresentasikan pada 12 karya seni rupa, terdiri dari 6 karya berukuran 50 x 50 cm dan 6 karya berukuran 150 x 50 cm. Karya seni rupa dari perupa kontemporer dijadikan sebagai inspirasi dalam berkarya agar memberikan kekuatan visualisasi yang ingin dicapai. Visualisasi pada 12 karya tersebut menghasilkan penggabungan visualisasi tradisi berupa motif dan warna yang terdapat pada batik Jawa Barat dan elemen visual dari karya seni perupa kontemporer yang digunakan untuk menggambarkan tumbuhan, hewan, awan, air, juga penggunaan isen-isen sebagai tekstur pada bidang gambar, terdapat elemen formal lainnya seperti bentuk, garis, bidang dalam komposisi asimetris. Hasil dari penggabungan gagasan pemikiran (dari ke-5 makna indung yaitu Sumber Kehidupan, Rumah, Kasih Sayang, Pemimpin dan Indah), gagasan visual dari batik tradisi, hasil evaluasi eksplorasi karya dan karya perupa kontemporer yang menginspirasi menghasilkan visualisasi tema makna indung yang menggambarkan indung memiliki kemampuan generatif, spirit dan material, indung tidak dapat di simbolisasi secara tunggal dan indung tidak bergender sehingga visualisasinya berbeda dengan kecenderungan karya seni rupa dalam genre atau tema ibu yang telah ada.