digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK YOGI SURYA PRATAMA
PUBLIC yana mulyana

Latar Belakang: Keberhasilan besar tim pencak silat Indonesia pada pertandingan pencak silat yang dipertandingkan di Asian Games 2018 dapat meraih 14 medali emas dan 1 perunggu di olahraga seni bela diri khas Indonesia tersebut, dari 16 kelas yang dipertandingkan. Mengingat popularitas olahraga beladiri pencak silat yang semakin meningkat, mengidentifikasi karakterisik fisiologi dari pencak silat menjadi hal yang menarik bagi peneliti untuk diteliti. Tujuan utama dalam penelitian ini yaitu menilai karakteristik fisiologi atlit pencak silat kategori tanding putra. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian Observational Study. Penelitian ini terdiri dari dua sesi pengujian, yang pertama yaitu sesi uji laboratorium yang bertujuan untuk mendapatkan Antropometry, VO2max, Flexibility, Agility, serta anaerobic Power. Sedangkan sesi yang kedua yaitu uji lapangan yang bertujuan untuk mendapatkan hasil analisis pertandingan yang dilihat berdasarkan teknik dalam gerakan pencaksilat, Hate Rate, Blood Lactate. Hasil: Berdasarkan beberapa temuan kami yaitu Atlet pencak silat kategori tanding putra memiliki rata-rata tinggi tubuh 166,44 (±5,77) cm, kemudian rata-rata BMI seluruh peserta sebesar 20,1 (±1,68) kg/m-2 , Presentase lemak tubuh 11,89 (±4,30) persen, dan presentase otot sebesar 37,53 (±1,91) persen. Rata-rata flexibility yang dimiliki oleh atlit pencak silat yaitu 21,08 (±2,04) cm, selain itu agility yang dimiliki oleh atlit pencak silat memiliki rata-rata hasil sebesar 5,63 (±0,28). Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian pada atlet yang mengikuti pertandingan pencak silat ini, dapat diketahui bahwa pencak silat kategori tanding merupakan olahraga dengan karakteristik intermitten dengan intensitas yang moderat – tinggi. Atlet pencak silat kategori tanding putra memiliki rata-rata antropometri yang mirip dengan atlet pencak silat dari negara-negara asia lainnya. Atlet Pencak silat memiliki rata-rata flexibility dengan kategori sangat baik, hal ini akan dapat membantu atlet pencak silat dikarenakan pada analisis penelitian ini menunjukkan bahwa tendangan dalam pencak silat lebih sering digunakan dibandingkan pukulan atau teknik lainnya. Kemudian selama pertandingan pencak silat terdapat kenaikkan denyut nadi serta kadar asam laktat pada setiap babak.