digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Wahyu Fadzilla Nirbayati
PUBLIC Alice Diniarti

COVER Wahyu Fadzilla Nirbayati
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 1 Wahyu Fadzilla Nirbayati
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 2 Wahyu Fadzilla Nirbayati
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 2 Wahyu Fadzilla Nirbayati
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 3 Wahyu Fadzilla Nirbayati
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 4 Wahyu Fadzilla Nirbayati
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 5 Wahyu Fadzilla Nirbayati
PUBLIC Alice Diniarti

PUSTAKA Wahyu Fadzilla Nirbayati
PUBLIC Alice Diniarti

Salah satu permasalahan kesehatan akut yang fokus dihadapi di dunia yakni Hepatitis B. Indonesia menduduki peringkat kedua prevalensi tertinggi setelah Myanmar di Asia Tenggara. Prevalensi Hepatitis B terpadat berada pada lokasi Indonesia Bagian Timur dengan kasus terpadat berada di Pulau Jawa dan Pulau Sulawesi. Penanganan kasus virus Hepatitis B di negara berkembang tidak diikuti dengan adanya kemudahan akses untuk Deteksi Dini Hepatitis B (DDHB). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan karakteristik demografi, tingkat pengetahuan, tingkat sikap dan tingkat perilaku serta hubungannya terhadap intensi untuk melakukan skrining diagnostik Hepatitis B, sehingga dapat ditentukan strategi penekanan penyebaran Hepatitis B. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni survei terhadap variabel karakteristik, pengetahuan, sikap, perilaku, dan intensi skrining diagnostik di perwakilan empat wilayah terdampak yakni Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan Makassar (n=400). Hasil kuesioner kemudian diolah menggunakan analisis PLS-SEM (Partial Least Square-Structural Equation Modeling) melalui penggunaan SmartPLS 3.3.3 dan analisis strategi melalui SWOT. Hasil mayoritas responden memiliki karakteristik jenis kelamin 59,00% perempuan; usia 25 – 34 tahun 44,75%; pendidikan terakhir S1 51,75%; bekerja sebagai pegawai instansi 44,00%; rentang pendapatan < Rp. 1.800.000 sebesar 33,25%; status menikah 57,25%; tingkat pengetahuan sangat tinggi; tingkat sikap tinggi; tingkat perilaku sangat tinggi. Jalur yang berpengaruh secara signifikan yakni karakter terhadap pengetahuan; pengetahuan terhadap keinginan skrining; sikap terhadap perilaku; dan sikap terhadap keinginan skrining, pengetahuan terhadap perilaku dan perilaku terhadap keinginan skrining. Strategi melalui analisis SWOT-QSPM adalah iklan poster guna meningkatkan awareness dan mendorong skrining. Poster disebar di rumah sakit, bidan persalinan, Palang Merah Indonesia, serta layanan kesehatan lainnya di Indonesia dengan konten informasi wawasan Hepatitis B dan cara pencegahannya. Strategi diperkuat dengan strategi lainnya oleh Pemerintah melalui kerjasama dengan stakeholder penyedia kit diagnostik Hepatitis B. Melalui solusi yang diajukan, diharapkan penyebaran Hepatitis B di Indonesia dapat ditekan secara optimal yang diikuti dengan penguatan tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat.