Tingkat akses pasien dengan depresi terhadap pengobatan masih rendah, hanya 9%
pasien terdiagnosa depresi yang menjalani pengobatan medis. Akses terapi yang
terjangkau menjadi faktor yang penting untuk dipertimbangkan. Penelitian ini
bertujuan untuk membandingkan efektivitas serta biaya terapi antidepresan yang
masuk dalam skema pembiayaan BPJS (Fluoksetin dan Sertralin) dengan alternatif
terapi baru yaitu Escitalopram pada pasien dengan diagnosis gangguan depresi
(F32).
Berdasarkan analisa efektivitas klinis, Escitalopram memberikan potensi lebih baik
dengan kesembuhan kategori severe (10,53%) dibandingkan dengan Fluoksetin
(5,56%) dan Sertralin(5,71%). Pada analisa biaya, biaya rata-rata tahunan per
pasien berturut-turut untuk Sertralin, Fluoksetin, dan Escitalopram adalah Rp
244.491, Rp 126.619, dan Rp 161.653. Selain itu juga dilakukan pemodelan
sederhana untuk mengakomodasi kejadian interaksi obat antara Risperidon–
Fluoksetin. Simulasi penambahan Escitalopram ke dalam skema regimen untuk
switch therapy dari Risperidon–Fluoksetin berpotensi memberikan penghematan
sebesar Rp 4.911.700 per tahun.