digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK MOCHAMAD RIZKY AKBARI
PUBLIC yana mulyana

Latar belakang: Pengukuran kemampuan kardiovaskular, metabolik, dan respirasi merupakan hal yang fundamental dalam menilai performa atlet. Hal tersebut penting bagi pelatih untuk mendapatkan data pendukung dalam menyusun metode latihan. Pada level atlet junior bulutangkis, penelitian terkait karakteristik fisiologi dan pertandingan masih cukup terbatas. Penelitian ini bertujuan mengetahui karakteristik fisiologi dan pertandingan atlet bulutangkis junior nomor tunggal saat uji simulasi pertandingan. Metode: Penelitian ini menggunakan metode observasional dengan desain deskiptif kuantitatif. Subjek penelitian merupakan atlet elit junior bulutangkis nomor tunggal berjumlah 13 atlet yang terdiri dari 7 putra dan 6 putri. Setiap subjek melakukan dua tahapan penelitian. Tahap pertama terdiri dari pengukuran antropometri dan VO2Max. Tahap kedua terdiri dari pengukuran karakteristik fisiologi pada uji simulasi pertandingan menggunakan alat metabolic portable. Selain itu karakteristik pertandingan juga dianalisis melalui rekaman video saat uji simulasi pertandingan. Hasil: Berdasarkan analisis statistik Two Sample T-Test menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada VO2 39.8 ml.min -1 .kg -1 (putra) 27.6 ml.min -1 .kg -1 (putri) (p=0.001) atau 78.5% VO2Max (putra) 60.4 %VO2Max (putri) p=0.006. Sementara tidak ada perbedaan pada HR saat uji simulasi pertandingan, 162.1 bpm (putra) dan 160.8 bpm (putri) (p>0.05). Two Sample T-Test menyatakan terdapat perbedaan pada kadar asam laktat 6.94 mmol/L (putra) 5.58 mmol/L (putri) (p=0.019). Karakteristik pertandingan pada tunggal putra lebih dominan melakukan pukulan drive (p<0.05), sementara putri lebih dominan dalam pukulan clear (p<0.05). Waktu rally ketika bermain pada nomor tunggal putra dan putri berkisar 7 detik dan waktu istirahat disetiap rally yang dimainkan berkisar 10 –12 detik. Kesimpulan: Penelitian ini mengungkapkan bahwa, bulutangkis merupakan olahraga intermittent dengan intensitas moderat-tinggi, dengan waktu rally yang lebih singkat dibandingkan jeda isitirahat di setiap rally. Tunggal putra memiliki karakteristik intensitas lebih tinggi dibandingkan tunggal putri. Nomor tunggal putra mengandalkan pukulan yang bersifat agresif dan menyerang seperti drive, sementara tunggal putri lebih sering menggunakan pukulan memanjang seperti clear. Melalui penelitian ini rekomendasi desain pelatihan dengan metode high intensity interval training untuk meningkatkan kemampuan aerobik dan anaerobic alactic acid.