Latar belakang: Pengukuran kemampuan kardiovaskular, metabolik, dan respirasi
merupakan hal yang fundamental dalam menilai performa atlet. Hal tersebut
penting bagi pelatih untuk mendapatkan data pendukung dalam menyusun metode
latihan. Pada level atlet junior bulutangkis, penelitian terkait karakteristik fisiologi
dan pertandingan masih cukup terbatas. Penelitian ini bertujuan mengetahui
karakteristik fisiologi dan pertandingan atlet bulutangkis junior nomor tunggal saat
uji simulasi pertandingan. Metode: Penelitian ini menggunakan metode
observasional dengan desain deskiptif kuantitatif. Subjek penelitian merupakan
atlet elit junior bulutangkis nomor tunggal berjumlah 13 atlet yang terdiri dari 7
putra dan 6 putri. Setiap subjek melakukan dua tahapan penelitian. Tahap pertama
terdiri dari pengukuran antropometri dan VO2Max. Tahap kedua terdiri dari
pengukuran karakteristik fisiologi pada uji simulasi pertandingan menggunakan
alat metabolic portable. Selain itu karakteristik pertandingan juga dianalisis melalui
rekaman video saat uji simulasi pertandingan. Hasil: Berdasarkan analisis statistik
Two Sample T-Test menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada
VO2 39.8 ml.min
-1
.kg
-1
(putra) 27.6 ml.min
-1
.kg
-1
(putri) (p=0.001) atau 78.5%
VO2Max (putra) 60.4 %VO2Max (putri) p=0.006. Sementara tidak ada perbedaan pada
HR saat uji simulasi pertandingan, 162.1 bpm (putra) dan 160.8 bpm (putri)
(p>0.05). Two Sample T-Test menyatakan terdapat perbedaan pada kadar asam
laktat 6.94 mmol/L (putra) 5.58 mmol/L (putri) (p=0.019). Karakteristik
pertandingan pada tunggal putra lebih dominan melakukan pukulan drive (p<0.05),
sementara putri lebih dominan dalam pukulan clear (p<0.05). Waktu rally ketika
bermain pada nomor tunggal putra dan putri berkisar 7 detik dan waktu istirahat
disetiap rally yang dimainkan berkisar 10 –12 detik. Kesimpulan: Penelitian ini
mengungkapkan bahwa, bulutangkis merupakan olahraga intermittent dengan
intensitas moderat-tinggi, dengan waktu rally yang lebih singkat dibandingkan jeda
isitirahat di setiap rally. Tunggal putra memiliki karakteristik intensitas lebih tinggi
dibandingkan tunggal putri. Nomor tunggal putra mengandalkan pukulan yang
bersifat agresif dan menyerang seperti drive, sementara tunggal putri lebih sering
menggunakan pukulan memanjang seperti clear. Melalui penelitian ini
rekomendasi desain pelatihan dengan metode high intensity interval training untuk
meningkatkan kemampuan aerobik dan anaerobic alactic acid.