digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Patimah Anjelina
PUBLIC Alice Diniarti

Usahatani sayuran yang dijalankan di Desa Mekarsaluyu, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung memiliki kontribusi dalam kegiatan perekonomian masyarakat setempat. Usahatani sayuran yang dijalankan saat ini belum sesuai dengan konsep pertanian berkelanjutan dan menghadapi beberapa kendala dalam keberlanjutannya seperti ketersediaan pengairan, akses permodalan, kepedulian petani terhadap kelestarian lingkungan, serta peran kelompok tani dan Gapoktan. Penerapan pengendalian hama terpadu (PHT) merupakan merupakan salah satu aktivitas dalam subsistem produksi pertanian berkelanjutan yang dapat membantu pengendalian OPT pada tanaman sayuran, dengan penggunaan pestisida anorganik sebagai pilihan terakhir. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji status keberlanjutan dan merumuskan strategi pengelolaan usahatani berbasis pengendalian hama terpadu (PHT). Status keberlanjutan usahatani sayuran dianalisis dengan menggunakan metode RAP-IPM (Rapid Appraisal for Integrated Pest Management) yang merupakan modifikasi dari RAPFISH-MDS (Rapid Appraisal for Fisheries–Multidimensional Scaling), dan strategi usahatani dianalisis dengan menggunakan metode SWOT dan metode QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix). Ukuran responden berjumlah 25 orang yang ditentukan ditentukan dengan cara purposive sampling. Berdasarkan hasil penelitian, indeks keberlanjutan pada dimensi ekologi adalah 63,19 atau cukup berkelanjutan, dimensi ekonomi sebesar 46,45 atau kurang berkelanjutan, dimensi sosial sebesar 74,15 atau cukup berkelanjutan, dimensi teknologi sebesar 50,05 atau cukup berkelanjutan, dan dimensi kelembagaan sebesar 57,29 atau cukup berkelanjutan. Penyusunan strategi pengelolaan menghasilkan 8 strategi alternatif. Peningkatan status keberlanjutan memerlukan strategi pengelolaan yang berfokus pada kelembagaan petani, implementasi teknologi PHT, serta lembaga pembiayaan pertanian. Kesimpulan dari kajian ini adalah status usahatani sayuran berbasis pengendalian hama terpadu (PHT) cenderung cukup berkelanjutan dengan nilai indeks keberlanjutan sebesar 58,23 dan strategi pengelolaan yang diprioritaskan yaitu (1) memperkuat kelembagaan petani termasuk kelompok tani dan gapoktan, lembaga pemasaran, dan kelompok usaha pertanian dalam pemenuhan kebutuhan akan permintaan sayuran di pasar (2) pengembangan teknologi pengendalian berbasis pengendalian hama terpadu yang ramah lingkungan dan penyusunan alternatif sarana produksi yang efektif dan efisien termasuk pengolahan tanah, pengadaan benih bersertifikat, kebutuhan tenaga kerja, luas areal tanam sesuai dengan kondisi faktual dilapangan (3) memperkuat lembaga pembiayaan pertanian untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana produksi pertanian.