digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Nadia Fatimah Azzahrah
PUBLIC Perpustakaan Prodi Arsitektur

Ruang terbuka berupa koridor lanskap merupakan salah satu komponen pembentuk ruang kota dan menjadi elemen esensial dalam merancang kota yang baik. Perencanaan tata ruang lanskap kota yang tidak terkendali akan menyebabkan penurunan kualitas lingkungan kota, salah satunya dari aspek kualitas visual lanskap kota. Penilaian kualitas visual pada kondisi eksisting merupakan salah satu upaya dalam mengevaluasi kualitas lingkungan kota, khususnya untuk mengetahui karakter dan kualitas visual bagi kawasan. Kota Samarinda sebagai Ibu Kota Provinsi Kalimantan Timur merupakan kawasan penting yang menjadi pusat pemerintahan sekaligus pusat kegiatan nasional (PKN). Kepadatan pembangunan kawasan kota menyebabkan kondisi visual lanskap menjadi aspek yang kurang diperhatikan. Hal ini bertentangan dengan kondisi kawasan kota sebagai sebuah ibu kota yang menjadi wajah bagi Provinsi Kalimantan Timur. Penelitian mengenai penilaian kualitas visual lanskap dilakukan untuk mengevaluasi kualitas visual dari berbagai komponen pembentuk lanskap kota, dan penelitian ini menjadi salah satu upaya dalam perbaikan kualitas lingkungan kota. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi dan menilai secara deskriptif komponen-komponen pembentuk ruang lanskap koridor, untuk mengetahui karakter dan kualitas visual lanskap kota, sehingga dapat menyusun rekomendasi dalam peningkatan kualitas visual terhadap kawasan studi. Studi ini menggunakan metode pendekatan descriptive inventory dalam menilai kualitas visual ruang terbuka lanskap koridor. Metode descriptive inventory dilakukan dengan mendeskripsikan karakteristik lanskap pada lokasi studi oleh pihak peneliti. Tahapan analisis yang dilakukan pertama adalah mengidentifikasi komponen pembentuk ruang terbuka lanskap koridor. Analisis selanjutnya adalah menemukan karakter visual pada setiap komponen ruang terbuka lanskap koridor. Tahapan terakhir adalah penilaian terhadap kualitas visual lanskap pada masing-masing koridor lanskap, untuk kemudian dapat disusun rekomendasi dalam peningkatan kualitas visual.