Ginjal memiliki peran penting dalam mengatur homeostasis tubuh. Penyakit ginjal dapat
dideksripsikan sebagai „silent epidemic?dan merupakan penyakit yang banyak diderita masyarakat di
seluruh dunia. Hipertensi dan penyakit ginjal memiliki hubungan yang erat. Hipertensi dapat menjadi
penyebab, tetapi di sisi lain juga dapat menjadi akibat dari penyakit ginjal. Tekanan darah yang tinggi
perlu untuk dikontrol dengan baik agar tidak semakin memperburuk kerusakan ginjal terutama pada
pasien hemodialisis yang sudah mengalami kondisi penyakit ginjal terminal. Penelitian ini bertujuan
untuk mengevaluasi profil penggunaan obat antihipertensi pada pasien hemodialisis di salah satu
rumah sakit swasta di Bandung. Penelitian ini merupakan studi observasional deskriptif yang
dilakukan secara retrospektif yang bersumber dari data harian hemodialisis pasien selama periode
Oktober-Desember 2012. Dari data deskriptif, terdapat 68 orang pasien yang menerima obat
antihipertensi dan sedang melakukan terapi hemodialisis sebagai terapi penggantian ginjal. Sebagian
besar terdiagnosa mengalami gagal ginjal terminal dengan hipertensi sebagai salah satu faktor
inisiasinya. Obat antihipertensi yang paling banyak digunakan adalah golongan Calcium Channel
Blocker (CCB) baik dalam penggunaan tunggal (17,65%) maupun dalam kombinasi dengan obat lain
(61,75%). Ketepatan pemilihan obat secara keseluruhan adalah 76,47%, dan ketidaktepatan pemilihan
obat adalah 23,53% karena penggunaan obat HCT. Ketepatan pemberian dosis pada pasien yakni
sebesar 86,47% dan ketidaktepatan pemberian dosis sebesar 13,53%. Obat penyerta yang paling
banyak digunakan adalah anti anemia (42,65%), hormon eritropoetin (38,24%), dan suplemen kalsium
(32,35%). Potensi terjadinya kasus duplikasi sebanyak 2 kasus yakni penggunaan dua obat golongan
CCB bersamaan dan dua obat golongan diuretik bersamaan. Potensi terjadinya kasus kombinasi tidak
tepat sebanyak 3 kasus yakni penggunaan obat golongan ACE Inhibitor dengan ARB secara
bersamaan. Berdasarkan hasil penelitian, penggunaan obat antihipertensi di instalasi hemodialisis di
salah satu rumah sakit swasta di Bandung sudah tepat, baik dalam hal pemilihan obat maupun
dosisnya.