digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Stephanie Aprilia
PUBLIC yana mulyana

Ginjal memiliki peran penting dalam mengatur homeostasis tubuh. Penyakit ginjal dapat dideksripsikan sebagai „silent epidemic?dan merupakan penyakit yang banyak diderita masyarakat di seluruh dunia. Hipertensi dan penyakit ginjal memiliki hubungan yang erat. Hipertensi dapat menjadi penyebab, tetapi di sisi lain juga dapat menjadi akibat dari penyakit ginjal. Tekanan darah yang tinggi perlu untuk dikontrol dengan baik agar tidak semakin memperburuk kerusakan ginjal terutama pada pasien hemodialisis yang sudah mengalami kondisi penyakit ginjal terminal. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi profil penggunaan obat antihipertensi pada pasien hemodialisis di salah satu rumah sakit swasta di Bandung. Penelitian ini merupakan studi observasional deskriptif yang dilakukan secara retrospektif yang bersumber dari data harian hemodialisis pasien selama periode Oktober-Desember 2012. Dari data deskriptif, terdapat 68 orang pasien yang menerima obat antihipertensi dan sedang melakukan terapi hemodialisis sebagai terapi penggantian ginjal. Sebagian besar terdiagnosa mengalami gagal ginjal terminal dengan hipertensi sebagai salah satu faktor inisiasinya. Obat antihipertensi yang paling banyak digunakan adalah golongan Calcium Channel Blocker (CCB) baik dalam penggunaan tunggal (17,65%) maupun dalam kombinasi dengan obat lain (61,75%). Ketepatan pemilihan obat secara keseluruhan adalah 76,47%, dan ketidaktepatan pemilihan obat adalah 23,53% karena penggunaan obat HCT. Ketepatan pemberian dosis pada pasien yakni sebesar 86,47% dan ketidaktepatan pemberian dosis sebesar 13,53%. Obat penyerta yang paling banyak digunakan adalah anti anemia (42,65%), hormon eritropoetin (38,24%), dan suplemen kalsium (32,35%). Potensi terjadinya kasus duplikasi sebanyak 2 kasus yakni penggunaan dua obat golongan CCB bersamaan dan dua obat golongan diuretik bersamaan. Potensi terjadinya kasus kombinasi tidak tepat sebanyak 3 kasus yakni penggunaan obat golongan ACE Inhibitor dengan ARB secara bersamaan. Berdasarkan hasil penelitian, penggunaan obat antihipertensi di instalasi hemodialisis di salah satu rumah sakit swasta di Bandung sudah tepat, baik dalam hal pemilihan obat maupun dosisnya.