digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2021 TS PP EKO CAHYO JUSUMO WIBOWO 1.pdf ]
PUBLIC Noor Pujiati.,S.Sos

Virtual reality merupakan sebuah media transormatif untuk naratif storytelling, dimana pembuat konten (content creator) dapat sepenuhnya menempatkan penonton secara langsung ke dalam cerita. Pengalaman imersif yang diberikan dapat menghalangi fokus penonton pada isi cerita. Immersive storytelling menghadirkan tantangan dan peluang kreatif yang sangat besar, salah satunya bagaimana menyeimbangkan partisipasi penonton dalam film namun tidak lupa untuk tetap memperhatikan narasi ceritanya. Film animasi Crow: The Legend (2018) merupakan animasi yang memiliki penceritaan yang baik dan mampu memberikan pengalaman imersif kepada penontonnya. Animasi ini dinilai berhasil menyeimbangkan sisi imersif dan storytelling, salah satunya karena memenangkan penghargaan di kategori Immersive Storytelling Narrative VR di My Hero Film Festival 2018. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana aspek sinematografi yang biasa digunakan dalam film konvensional, digunakan untuk mewujudkan cerita dalam film animasi virtual reality. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan analisis data menggunakan teori aspek sinematografi dan aspek imersif. Dalam film konvensional, aspek cerita dan aspek sinematografi digunakan untuk membangun narasi visual pada film. Untuk menganalisis animasi Crow: The Legend, aspek cerita dan aspek sinematografi digunakan kembali dalam mengkaji animasi Crow: The Legend, dan untuk mengetahui pengaruh kehadiran (spatial presence), analisis dilakukan dengan menggunakan teori imersif yang terbagi menjadi Narrative Immersion dan Technical Immersion. Penelitian menemukan bahwa aspek sinematografi; sudut pandang, continuity, cutting, komposisi dan tata cahaya dapat diadaptasi untuk film VR dan menghasilkan elemen sinematografi baru yang dapat digunakan oleh para sineas untuk membuat film virtual reality.