digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Muhammad Alvin Gumelar
PUBLIC Perpustakaan Prodi Arsitektur

Kota Lama Semarang merupakan kawasan peninggalan sejatah dan sekaligus kawasan cagar budaya yang eksistensinya masih terjaga sampai saat ini dan merupakan satu dari sedikit kawasan sejenis di Indonesia. Seiring dengan perkembangan kawasan perkotaan di sekitarnya, citra kawasan inti Kota Lama Semarang seluas 30 Ha ini hilang khususnya di malam hari akibat instalasi pencahayaan perkotaan yang belum optimal. Beberapa faktor yang mempengaruhi hal tersebut di antaranya jaringan jalan dengan intensitas tinggi, pencahayaan yang dipasang hanya untuk memenuhi fungsi utilitarian, serta pencahayaan tanpa tujuan. Hal ini berimplikasi kepada banyak hal selain dari kehilangan citra kawasan, juga nilai yang seharusnya muncul dari bangunan dan kawasan cagar budaya menjadi hilang. Oleh karena itu dilakukan analisis mengenai seberapa jauh kondisi pencahayaan eksisting kawasan terhadap ketentuan yang ada. Standar yang ditetapkan berdasarkan peraturan yang ada serta standar dan dokumen internasional mengenai pencahayaan. Hasil dari simulasi menunjukkan bahwa 90% kondisi pencahayaan ruang tidak memenuhi standar yang ada, dan oleh sebab itu setiap lokasi yang dilakukan analisis disimulasi menggunakan pencahayaan yang sesuai untuk memenuhi standar yang ada. Hasil yang diberikan dari hasil simulasi melalui metode desain berdasar fakta adalah terdapat perbedaan yang cukup jauh dari visualiasi pencahayaan dari tiap-tiap koridor dan ruang terbuka. Efek dramatis muncul karena elemen pencahayaan terpenuhi dan proporsi gelap dan terang terbentuk, sehingga setiap artikulasi bangunan muncul melalui efek pencahayaan maupun bayangan yang jatuh di permukaanya.Kemudian, untuk mengoptimalkan hasil simulasi yang dilakukan, peran vista dan arah pandang manusia sangat dibutuhkan. Bersamaan dengan itu beberapa lokasi direncanakan sesuai dengan fungsi yang berkaitan, seperti gerbang kawasan, inti kawasan, serta ruang terbuka. Dengan mengacu kepada proses desain terfragmen, perencanaan lokasi-lokasi tersebut diharapkan dapat memperjelas ruang dari sudut pandang manusia yang melakukan aktivitas di dalamnya dan menghasilkan konseptual desain pencahayaan ruang publik yang ideal bagi kawasan bersejarah seperti Kawasan Kota Lama Semarang.