Kota Lama Semarang merupakan kawasan peninggalan sejatah dan sekaligus
kawasan cagar budaya yang eksistensinya masih terjaga sampai saat ini dan
merupakan satu dari sedikit kawasan sejenis di Indonesia. Seiring dengan
perkembangan kawasan perkotaan di sekitarnya, citra kawasan inti Kota Lama
Semarang seluas 30 Ha ini hilang khususnya di malam hari akibat instalasi
pencahayaan perkotaan yang belum optimal. Beberapa faktor yang mempengaruhi
hal tersebut di antaranya jaringan jalan dengan intensitas tinggi, pencahayaan yang
dipasang hanya untuk memenuhi fungsi utilitarian, serta pencahayaan tanpa tujuan.
Hal ini berimplikasi kepada banyak hal selain dari kehilangan citra kawasan, juga
nilai yang seharusnya muncul dari bangunan dan kawasan cagar budaya menjadi
hilang. Oleh karena itu dilakukan analisis mengenai seberapa jauh kondisi
pencahayaan eksisting kawasan terhadap ketentuan yang ada. Standar yang
ditetapkan berdasarkan peraturan yang ada serta standar dan dokumen internasional
mengenai pencahayaan. Hasil dari simulasi menunjukkan bahwa 90% kondisi
pencahayaan ruang tidak memenuhi standar yang ada, dan oleh sebab itu setiap
lokasi yang dilakukan analisis disimulasi menggunakan pencahayaan yang sesuai
untuk memenuhi standar yang ada. Hasil yang diberikan dari hasil simulasi melalui
metode desain berdasar fakta adalah terdapat perbedaan yang cukup jauh dari
visualiasi pencahayaan dari tiap-tiap koridor dan ruang terbuka. Efek dramatis
muncul karena elemen pencahayaan terpenuhi dan proporsi gelap dan terang
terbentuk, sehingga setiap artikulasi bangunan muncul melalui efek pencahayaan
maupun bayangan yang jatuh di permukaanya.Kemudian, untuk mengoptimalkan
hasil simulasi yang dilakukan, peran vista dan arah pandang manusia sangat
dibutuhkan. Bersamaan dengan itu beberapa lokasi direncanakan sesuai dengan
fungsi yang berkaitan, seperti gerbang kawasan, inti kawasan, serta ruang terbuka.
Dengan mengacu kepada proses desain terfragmen, perencanaan lokasi-lokasi
tersebut diharapkan dapat memperjelas ruang dari sudut pandang manusia yang
melakukan aktivitas di dalamnya dan menghasilkan konseptual desain pencahayaan
ruang publik yang ideal bagi kawasan bersejarah seperti Kawasan Kota Lama
Semarang.