digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Hilman Rafid Al Hazmi
PUBLIC Dewi Supryati

COVER Hilman Rafid Al Hazmi
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Hilman Rafid Al Hazmi
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Hilman Rafid Al Hazmi
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Hilman Rafid Al Hazmi
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Hilman Rafid Al Hazmi
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Hilman Rafid Al Hazmi
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 Hilman Rafid Al Hazmi
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Hilman Rafid Al Hazmi
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

Kelelahan merupakan salah satu penyebab terjadinya kecelakaan dalam pekerjaan. Terdapat hubungan yang kuat antara kelelahan dan meningkatnya risiko kecelakaan. Kelelahan yang sering dikaitkan dengan kecelakaan kereta api merupakan dampak dari turunnya performansi dan tingkat kewaspadaan. PT Kereta Api Indonesia memiliki isu kelelahan pada pekerjanya. 33% penyebab utama kecelakaan kereta api di Indonesia pada tahun 2010-2016 adalah faktor manusia. Fitness for duty adalah upaya pencegahan untuk mengurangi risiko kelelahan dari seseorang sebelum melakukan pekerjaannya. Sejauh ini, aspek yang di evaluasi pada masinis PT Kereta Api Indonesia sebelum bekerja hanya mencakup aspek fisiologis. Oleh karena itu, diperlukan rangkaian tes untuk melihat kesiapan masinis sebelum dinasan dan memantau kondisi masinis sesudah dinasan. Sebanyak sepuluh orang masinis kereta barang untuk tiga shift dinasan menjadi partisipan dari penelitian ini yang bertujuan untuk mengevaluasi kondisi masinis sebelum dan sesudah dinasan. Dinasan yang diamati adalah shift pagi (08.00 – 14.00), siang (14.00 – 22.00), dan malam (22.00 – 06.00). Rute yang diamati untuk ketiga shift adalah Tarahan – Ketapang. Instrumen pengukuran yang digunakan adalah Sustained Attention Test (SAT) yang akan menampilkan urutan angka selama 10 menit dan kuesioner pendukung. Kuesioner yang digunakan adalah Karolinska Sleepiness Scale (KSS), Visual Analogue Scale (VAS), Morningness-Eveningness Questionnaire (MEQ), dan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Masinis akan melakukan pengukuran menggunakan SAT, serta mengisi kuesioner KSS dan VAS sebelum dinasan dan sesudah dinasan. Selain itu, dilakukan pengukuran baseline SAT selama 10 menit diluar dinasan serta pengisian kuesioner MEQ dan PSQI. Hasil penelitian menunjukkan 73% masinis bertipe pagi, dan 67% masinis memiliki kualitas tidur yang buruk selama satu bulan terakhir. Lalu, nilai %miss SAT masinis untuk shift pagi sebelum dinasan (14.15%) serta shift malam sebelum (15.68%) dan sesudah dinasan (14.41%) menunjukkan atensi lanjut yang buruk, nilai pengelompokkan KSS menunjukkan partisipan mengalami kelelahan sebelum (64% partisipan) dan sesudah dinasan (77% partisipan), nilai VAS pada shift pagi sesudah dinasan (75.2), shift siang sebelum (42) dan sesudah dinasan (80.5), serta shift malam sebelum (61.1) dan sesudah dinasan (81.2) menunjukkan kelelahan. Kelelahan yang dialami masinis dipengaruhi oleh kantuk akibat kualitas tidur yang kurang baik. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa masinis mengalami kelelahan yang tinggi dan shift dinasan yang berbeda tidak berpengaruh pada kelelahan masinis.