digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Muhammad Dzaky Alfawwaz
PUBLIC Irwan Sofiyan

COVER Muhammad Dzaky Alfawwaz
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 1 Muhammad Dzaky Alfawwaz
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 2 Muhammad Dzaky Alfawwaz
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 3 Muhammad Dzaky Alfawwaz
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 4 Muhammad Dzaky Alfawwaz
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 5 Muhammad Dzaky Alfawwaz
PUBLIC Irwan Sofiyan

PUSTAKA Muhammad Dzaky Alfawwaz
PUBLIC Irwan Sofiyan

Indonesia mengalami penurunan jumlah panen labu siam (Sechium edule (Jacq.) Swartz) dalam 4 tahun terakhir (2016-2020) sebesar 15,30%. Salah satu proses biologis yang dapat memberikan dampak langsung terhadap produktivitas tanaman buah adalah penyerbukan. Proses penyerbukan sangat dipengaruhi oleh keberadaan agen penyerbuk, yang salah satunya adalah serangga. Hal ini menjadi dasar dari penelitian yang bertujuan untuk mengetahui ekologi polinasi dari labu siam dan apakah terdapat kekurangan pada agen penyerbuk di lokasi budidaya. Penelitian ini dilakukan di kebun labu siam petani lokal di Desa Borogojol Kec. Lemahsugih, Kab. Majalengka, Prov. Jawa Barat pada bulan November 2020 hingga April 2021. Secara total dilakukan pengamatan serangga penyerbuk dalam 3 periode waktu, yaitu pagi, siang, dan sore dengan metode scan sampling. Perilaku serangga pada bunga, yaitu visitation rate dan handling time diamati dengan metode focal sampling. Peran dari serangga lokal dalam proses penyerbukan dilakukan dengan membagi seluruh bunga yang diamati pada 4 kelompok pada bunga betina, yaitu open pollination (OP), open + stingless bee pollination (OSP), hand cross-pollination (HCP), dan hand self-pollination (HSP), dan pada bunga jantan terbagi menjadi 2 kelompok yaitu open visitation (OV), serta open + stingless bee visitation (OSV). Penentuan tingkat kepentingan serangga sebagai agen penyerbuk dilakukan dengan menghitung pollen load menggunakan hemocytometer dan nilai pollinator importance. Efektivitas penyerbukan diamati dengan mengukur kualitas buah pada parameter fruit set, diameter buah, berat buah, dan total sukrosa terlarut. Hasil penelitian ini yaitu terdapat 299 individu serangga yang berasal dari 8 spesies serangga penyerbuk lokal. Komunitas serangga penyerbuk memiliki keanekaragaman sedang (1,53), komunitas labil (0,69), dan dominansi sedang (0,51) oleh Apis cerana yang menjadi serangga penyerbuk labu siam yang paling penting. Perlakuan OP dan OSP memiliki nilai parameter kualitas buah yang lebih tinggi dari perlakuan HP dan HSP. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu serangga lokal berpotensi menjadi serangga penyerbuk labu siam, dan introduksi lebah tanpa sengat Tetragonula laeviceps dapat meningkatkan jumlah fruit set sebesar 9,34% dan hasil panen labu siam sebesar 7,25%.