digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Menerapkan manajemen perubahan memungkinkan organisasi untuk menyampaikan hasil setiap perubahan secara lebih efektif dan membangun kompetensi yang menumbuhkan kapasitas organisasi untuk menghadapi lebih banyak perubahan pada satu waktu. Kecamatan Sagalaherang Kabupaten Subang memiliki perekonomian yang sangat besar di bidang pertanian. Sebagian besar perekonomian masyarakat di Kecamatan Sagalaherang Kabupaten Subang didukung oleh sektor pertanian yang berpotensi untuk dikembangkan dengan teknologi informasi yang lebih baik dan dukungan ekosistem digital yang tepat dalam mendukung efektivitas pertanian. Agar tetap kompetitif di pasar, petani harus terus memperbarui strategi dan perkembangan teknologi dan informasi. Sebelumnya, para petani telah beberapa kali mengubah strategi mereka dan karena pasar pertanian Indonesia bersifat dinamis, situasi yang berubah ini akan tetap sama di masa depan, membuat perubahan tak terelakkan. Selain perubahan yang didorong secara eksternal, perubahan juga didorong oleh penurunan pengetahuan dan strategi pengelolaan lahan yang berbeda. Hasil penelitian yang dianalisis menggunakan analisis McKinsey 7S, ADKAR, dan Kotter 8 Steps Model ini diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pengguna terhadap pertanian digital di Kecamatan Sagalaherang Kabupaten Subang. Kemampuan McKinsey 7S adalah untuk mengidentifikasi dan menilai optimal dari 7 faktor internal organisasi dan situasi selama perubahan. Kemampuan Model ADKAR ditentukan oleh subjek yang menunjukkan perubahan yang diperlukan sedemikian rupa sehingga hasil kinerja yang diharapkan secara keseluruhan tercapai, Dan kemampuan Kotter 8 Steps Model adalah untuk meningkatkan kemampuan organisasi untuk berubah dan meningkatkan peluang keberhasilannya, dengan harapan organisasi dapat menghindari kegagalan dan menjadi mahir dalam mengimplementasikan perubahan.