Acute hepatopancreatic necrosis disease (AHPND) telah mengakibatkan kematian
massal pada udang paneid budidaya. Melalui penelitian di laboratorium, agen penyebab
AHPND adalah strain virulen Vibrio parahaemolyticus. Strain virulen V.
parahaemolyticus penyebab AHPND membawa plasmid yang mengodekan toksin
biner photorhabdus insect-related A (PirAvp) dan B (PirBvp). Senyawa-senyawa seperti
6-gingerol, 6-shogaol, 8-gingerol serta eckol diketahui memiliki efek antibakteri V.
parahaemolyticus. Pada penelitian ini, dilakukan analisis potensi senyawa 6-gingerol,
6-shogaol, 8-gingerol dan eckol dalam menghambat dimerisasi dengan menarget situs
pengikatan PirAvp di PirBvp melalui penambatan dan dinamika molekular. Sebelum
dilakukan penambatan, dilakukan karakterisasi farmakokinetik berupa parameter druglikeness
dan kelarutan senyawa dengan bantuan web server ADMETlab. Penambatan
molekular senyawa dilakukan dengan program AutoDock-Vina 1.1.2 dan dianalisis
interaksinya dengan program BioVia Discorvery Studio. Hasil penambatan molekular
kemudian disimulasikan dengan program NAMD 2.14 dan VMD 1.9.3. Kalkulasi
energi bebas pengikatan standar (?G?bind) dilakukan dengan program BFEE dan VMD
1.9.3. Hasil penambatan molekular menunjukkan 6-gingerol, 6-shogaol, 8-gingerol dan
eckol memiliki afinitas berturut-turut -6,7, -7,0, -6,5 dan -8,3 kcal/mol dengan pose
pengikatan yang berbeda-beda. Hasil dinamika molekular menunjukkan bahwa
senyawa 6-gingerol memiliki stabilitas paling baik ditinjau dari perubahan struktur,
perubahan ikatan hidrogen, fluktuasi residu serta perubahan jarak dan area antarmuka
dengan PirBvp. Kalkulasi energi bebas pengikatan standar (?G?bind) 6-gingerol, 6-
shogaol, 8-gingerol dan eckol menghasilkan nilai masing-masing sebesar -6,23, -5,24,
-5,05 dan -6,07.kcal/mol. Kesimpulannya, keempat senyawa berpotensi menjadi agen
penghambat dimerisasi toksin PirABvp, namun kandidat senyawa terbaik adalah 6-
gingerol.