Sentra Pembinaan Olahraga Terpadu (SPOrT) Jabar Arcamanik merupakan salah
satu fasilitas sarana dan prasarana olahraga publik dengan ruang luar yang
digunakan oleh masyarakat untuk melakukan berbagai kegiatan seperti olahraga
ringan dan berkumpul dengan memanfaatkan jalur sirkulasi. Kawasan memiliki
area hijau terbatas dan penggunaan vegetasi yang belum tertata sepanjang jalur
sirkulasi utama dan sekunder, serta kurangnya ruang luar yang memadai sebagai
ruang berkumpul dan istirahat. Tujuan dari perancangan adalah melakukan
modifikasi pada area hijau eksisting jalur sirkulasi dan merancang ruang terbuka
hijau baru yang berpotensi sebagai ruang kumpul/plaza dan spot istirahat melalui
penggunaan pohon berdasarkan karakteristiknya pada area hijau yang merupakan
ruang terbuka hijau kawasan serta mengetahui pengaruhnya terhadap kenyamanan
ruang luar. Berdasarkan data yang didapatkan dari hasil analisis kondisi kawasan,
diketahui bahwa vegetasi eksisting cenderung menggunakan pohon dengan
ketinggian rendah, sehingga kurang memberikan naungan yang dapat menimbulkan
kondisi sensasi termal yang kurang baik pada jalur sirkulasi utama memiliki lebar
jalan > 6 meter. Area hijau pada jalur sirkulasi sekunder dengan lebar jalan 3-4
meter juga belum tertata dengan baik dan kurang naungan. Area utara site yang
merupakan ruang terbuka yang cukup besar diketahui merupakan area yang bagus
untuk mendapatkan sinar matahari pagi. Penggunaan pohon pada area hijau untuk
memperbaiki kualitas kenyamanan termal dianggap sebagai salah satu solusi dalam
memanfaatkan area hijau yang terbatas. Analisis simulasi kemudian dilakukan
dengan bantuan program ENVI-met sebelum merancang untuk mengetahui
seberapa besar perubahan suhu dan indeks PET yang terjadi dengan adanya
pemanfaatan area hijau jalur sirkulasi menjadi jalur hijau dengan menempatkan
pohon yang memiliki karakteristik tertentu. Diketahui bahwa pohon dengan
ketinggian 10-15 meter dengan tajuk bulat dan menyebar yang ditata secara
berderet dapat memperbaiki kondisi kenyamanan termal pada jalur sirkulasi utama
lebih baik dibandingkan dengan penggunaan pohon tajuk bulat dan menyebar
ketinggian 5 meter dengan memanfaatkan area hijau sebagai jalur hijau untuk
penanaman pohon. Pada jalur sekunder, penanaman pohon ketinggian rata-rata 5
meter yang ditata secara berderet dengan jarak tanam 3-4 meter juga mampu
memperbaiki kondisi kenyamanan termal. Rancangan pembuatan jalur hijau dan
perancangan RTH fungsi baru dilakukan pada area timur, barat, dan selatan
kawasan. Terdapat modifikasi yang dilakukan pada area hijau kawasan berupa jalur
hijau yang ditanami pohon dengan karakteristik pohon besar ketinggian 10-15
meter pada area sirkulasi utama dan pohon dengan ketinggian 5-10 meter tajuk
menyebar dan bulat untuk sirkulasi sekunder sebagai upaya dalam memperbaiki
kondisi kenyamanan termal pada jalur sirkulasi. Hasil perancangan jalur hijau pada
kawasan kemudian diuji kembali melalui simulasi ENVI-met dan dipatkan hasil
berupa penurunan suhu udara rata-rata antara 0,01?-1? dan penurunan nilai PET
rata-rata mencapai 6,44?. Sementara itu perancangan lanskap ruang luar
dimaksimalkan sebagai ruang RTH fungsi pendidikan dan olahraga serta plaza
masjid yang memiliki ruang komunal dan spot istirahat yang dapat mendukung
aktivitas pengunjung dengan memanfaatkan penggunaan kombinasi pohon
ketinggian 10-15 meter dan 5 meter pada area perancangan agar tercapai fungsi
kenyamanan termal yang baik.