digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Dikdik Mulyadi
PUBLIC Latifa Noor

Karbaril merupakan pestisida golongan karbamat yang digunakan untuk mengendalikan hama, karena sifatnya yang mudah terurai di lingkungan dan memiliki efektivitas sangat tinggi dalam membasmi hama. Karena Penggunaannya yang sangat luas dan intensif, residu karbaril berpotensi untuk mencemari lingkungan, selain itu, sifatnya yang toksik dapat membahayakan kesehatan manusia. Residu pestisida juga dapat menjadi masalah dalam makanan dan minuman serta produk-produk hasil pertanian. Berbagai metode untuk mengembangkan pemisahan dan analisis karbaril terus dikembangkan di antaranya penggunaan polimer bercetakan molekul atau molecularly imprinted polymer (MIPs). Namun MIPs ini memiliki kekurangan karena keterbatasan dalam aplikasinya di antaranya, transfer massa lambat, bentuk tidak teratur, pemisahan template tidak sempurna, aksesibilitas rendah, dan distribusi ukuran heterogen. Salah satu upaya untuk memperbaiki kelemahan MIPs ini adalah penggunaan polimer bercetakan molekul berintikan magnetit atau magnetic molecularly imprinted polymer (MMIPs). MMIPs tidak hanya menunjukkan selektivitas yang tinggi terhadap analit namun bersifat superparamagnetik, di mana MMIPs dapat dipisahkan dari sampel tanpa sentrifugasi dan penyaringan. Pembuatan MMIPs pada penelitian ini dengan memfungsionalisasi permukaan magnetit terlapis silika dengan gugus amino dari APTES. Gugus amino terikat pada lapisan magnetit termodifikasi silika digunakan untuk mengimobilisasi template pada permukaan magnetit sekaligus terjadi pengikatan dengan etilen glikol dimetakrilat (EGDMA). Pelepasan template pada polimer hasil sintesis pada penelitian ini menggunakan pelarut metanol:asam asetat 9:1 (v/v). Beberapa parameter adsorpsi yang mempengaruhi kinerja adsorpsi MMIPs terhadap karbaril di antaranya pH, waktu kontak, massa adsorben, kapasitas adsorpsi MMIPs terhadap konsentrasi awal karbaril, selektivitas terhadap senyawa analog, pengaruh pelarut terhadap adsorpsi-desorpsi dan uji replikasi. Selain itu, pengaruh suhu terhadap kapasitas adsorpsi MMIPs dipejari, dan dilakukan perhitungan kinetika adsorpsi dan isoterm adsorpsi terhadap MMIPs. Hasil penelitian dengan adsorpsi metode batch diperoleh kondisi optimum adsorpsi terjadi pada pH 4 dan waktu kontak MMIPs 60 menit. Kapasitas adsorpsi maksimum (qmaks) untuk MMIPs dan magnetic non imprinted polymer (MNIPs) masing-masing sebesar 57.04 mg/g dan 44.11 mg/g. Kinetika adsorpsi MMIPs dan MNIPs masing-masing mengikuti model kinetika orde kedua semu. Isoterm adsorpsi MMIPs dan MNIP mengikuti isoterm adsorpsi Langmuir. Berdasarkan hasil penelitian pengaruh massa terhadap kapasitas adsorpsi, massa sorben MMIPs yang digunakan adalah 10 mg. Hasil perhitungan selektivitas menunjukkan bahwa MMIPs bersifat lebih selektif terhadap karbaril dibandingkan dengan karbofuran dan malathion. Hasil optimasi pelarut adsorpsi desorpsi diperoleh pelarut metanol:asam asetat = 9:1(v/v) yang memberikan nilai adsorpsi/desorpsi paling tinggi. Uji replikasi MMIPs terhadap karbaril dapat digunakan kembali sebanyak tiga kali ulangan. Hasil perhitungan termodinamika adsorpsi MMIPs memperlihatkan bahwa kapasitas adsorpsi MMIPs berkurang dengan meningkatnya suhu. Nilai ?Ho dan ?So berturut-turut -4.869 kJ/mol dan -50,88 kJ/mol, sedangkan nilai ?Go pada suhu 298, 313, dan 333 K berturut-turut adalah 10,23; 10,75; dan 11,45 kJ/mol. Hasil analisis karbaril dalam sampel air tanah menunjukkan bahwa MMIPs mampu mengadsorpsi karbaril dengan % perolehan kembali sebesar 90,71 dengan % RSD 1,1. Nilai limit of detection (LOD) dan limit of quantification (LOQ) masing- masing 1,67 mg/L dan 6,24 mg/L. Hasil penelitian menunjukan bahwa polimer bercetakan molekul berintikan magnetit dapat digunakan untuk memisahkan dan menganalisis karbaril serta menunjukkan nilai selektivitas, presisi dan perolehan kembali yang baik.