








Salah satu cara dikembangkan untuk mengatasi tantangan dalam penyediaan
material perkerasan lentur adalah menerapkan prinsip greenroads dengan
memanfaatkan kembali sebagian atau keseluruhan material perkerasan jalan lama
atau Reclaimed Asphalt Pavement (RAP) sebagai material untuk perkerasan jalan
yang baru, dimana jika digunakan kembali akan mempengaruhi kinerja dari
campuran seperti penurunan tingkat durabilitas dan kerusakan dini perkerasan,
sehingga harus dilakukan suatu upaya untuk memperbaiki kinerja dari material daur
ulang tersebut, yaitu dengan penambahan Asbuton murni dan bahan peremaja.
Material RAP didapatkan dari hasil garukan aspal Jalan Tol Jagorawi. Campuran
yang dipakai adalah Laston Lapis AC-BC menggunakan kadar material RAP
sebanyak 30%, 40%, dan 50%, dengan penggunaan Asbuton murni sebesar 6%,
serta bahan peremaja Nichireki, dan kemudian selanjutnya pada campuran dengan
penggunaan material RAP dilakukan pengujian Marshall, Modulus Resilien dengan
alat UMATTA dan ketahanan terhadap kelelahan (fatigue) metode four points
loading test dengan kontrol regangan.
Penggunaan material RAP dengan aspal modifkasi berupa penambahan Asbuton
murni kedalam Aspal Shell Pen 60/70 dapat meningkatkan kekakuan aspal. Hasil
pengujian Marshall menunjukkan campuran dengan kadar Asbuton murni 6% dan
kadar material RAP 0% (A6RAP0) memberikan nilai stabilitas tertinggi. Hasil
pengujian Modulus Resilien menunjukkan campuran campuran dengan kadar
Asbuton murni 6% dan kadar material RAP 50% (A6RAP50) memberikan nilai
Modulus Resilien yang tinggi pada temperatur pengujian 45oC. Hasil pengujian
ketahanan terhadap kelelahan menunjukkan campuran dengan kadar Asbuton
murni 6% dan kadar material RAP 50% (A6RAP50) pada regangan 300 ??
memberikan umur kelelahan yang paling panjang.