digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Ni Made Diah Ayu Kendran
PUBLIC Sandy Nugraha

Keberagaman topografi yang dimiliki oleh Kab. Karangasem menjadikan daerah ini memiliki potensi wisata yang menarik. Salah satu potensi tersebut berasal dari sektor pertanian, yakni pertanian salak. Pertanian salak di Kab. Karangasem terkenal akan keunikannya karena memiliki daging buah yang tebal serta rasa yang khas. Ditinjau dari segi sejarahnya, keberadaan tanaman salak Bali diperkirakan berasal dari Desa Sibetan, Kec. Bebandem yang awalnya dibudidayakan oleh pendiri desa bernama Jero Dukuh Sakti. Alasan utama dari berkembangnya salak di desa ini hingga mencapai 85% dari total luasan desa, dikarenakan buah salak menjadi salah satu buah pelengkap dalam upacara adat masyarakat sekitar. Keadaan ini menjadikan Desa Sibetan sebagai desa penghasil salak terbesar di Bali yang varietasnya telah ditetapkan menjadi produk unggulan secara nasional. Potensi besar dari keberadaan salak di Desa Sibetan nyatanya belum dapat dikembangkan secara maksimal. Hal ini terlihat dari seringnya kerugian yang dialami oleh para petani bahkan ketika musim panen tiba. Jika tetap dibiarkan, lama kelamaan keberadaan perkebunan salak di Desa Sibetan akan semakin berkurang hingga akhir menghilang. Maka dari itu, diperlukan suatu solusi yang dapat membantu peningkatan taraf hidup petani sekaligus menjadi kekuatan untuk tetap melestarikan keberadaan salak, yakni melalui pengembangan desa wisata yang berkelanjutan. Skema pengembangan dan perancangan desa wisata yang ditawarkan menggunakan pendekatan perancangan placemaking dan sustainable tourism melalui komponen-komponen perancangan yang telah dirumuskan. Komponen perancangan ini kemudian diimplementasikan dalam bentuk desain perancangan melalui pertimbangan kriteria desain yang didapatkan berdasarkan hasil studi terkait preferensi, motivasi, kegiatan dan keinginan wisatawan yang berkunjung pada kawasan agrowisata. Hasil akhir perancangan didapatkan bahwa karakter desa wisata yang berkelanjutan dapat dimunculkan melalui komponen village placemaking for sustainable agrotourism. Adapun faktor atraksi alam merupakan faktor dominan yang dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung kembali pada kawasan agrowisata. Hal ini secara tidak langsung berimplikasi pada desain perancangan yang harus tetapmempertahankan aspek kelestarian alam dalam bentuk lingkungan fisik maupun lingkungan budaya dengan keberadaan manusia di dalamnya.Tesis ini disusun dengan tujuan untuk dapat menjadi solusi desain dalam pengembangan desa wisata di Sibetan melalui potensi dan karakter desa yang telah dimiliki, khususnya dalam bidang pertanian. Karakter ini akan menjadi identitas desa yang membedakannya dengan desa lainnya yang ada di Bali.