digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Wyke Kusmasari
PUBLIC Irwan Sofiyan

COVER Wyke Kusmasari
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 1 Wyke Kusmasari
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB

BAB 2 Wyke Kusmasari
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB

BAB 3 Wyke Kusmasari
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB

BAB 4 Wyke Kusmasari
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB

BAB 5 Wyke Kusmasari
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB

PUSTAKA Wyke Kusmasari
PUBLIC Irwan Sofiyan

Pekerjaan konstruksi memiliki risiko tinggi gangguan otot-rangka karena tuntutan fisik dan variasi kerja yang tinggi sehingga perlu dikembangkan berbagai intervensi ergonomi yang berpotensi mengurangi risiko tersebut. Gangguan otot-rangka merupakan salah satu ukuran kinerja perusahaan dalam manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Mengacu kepada Permenaker no 5/2018, setiap perusahaan harus melakukan pengukuran dan pengendalian semua faktor risiko ergonomi yang salah satu tujuan utamanya adalah mengurangi kemungkinan terjadinya gangguan otot-rangka pada pekerja. Agar efektif, pengembangan intervensi perlu memerhatikan faktor risiko yang secara spesifik dan signifikan berhubungan dengan gangguan otot-rangka. Pada penelitian-penelitian sebelumnya, intervensi ergonomi umumnya dikembangkan berdasarkan faktor risiko yang masih umum berdasarkan hasil metode evaluasi cepat ergonomi, misalnya dengan metode rapid upper limb assessment (RULA) dan rapid entire body assessment (REBA). Berdasarkan hal tersebut, tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui secara spesifik faktor risiko gangguan otot-rangka pada pekerjaan konstruksi dan kemudian merancang prototipe intervensi ergonomi berdasarkan faktor risiko tersebut. Tahap pertama pada penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor risiko melalui meta-analisis. Tujuan dilakukannya meta-analisis adalah sintesis hasil penelitianpenelitian sebelumnya untuk mendapatkan alternatif faktor risiko yang signifikan berhubungan dengan gangguan otot-rangka. Selain itu, dengan metode metaanalisis dapat dibandingkan tingkat signifikansi faktor risiko dari berbagai studi terdahulu (baik khusus untuk pekerjaan konstruksi atau pekerjaan sejenis). Metaanalisis dilakukan dengan analisis mendalam berbagai artikel terkait yang diperoleh melalui enam mesin pencari (Science Direct, Scopus, IEEE, MEDLINE/Pubmed, Web of science, Taylor and Francis Online) sejak tahun 1999 sampai dengan 2018. Hasil tahapan meta-analisis menunjukkan bahwa keluhan otot-rangka pada pekerjaan konstruksi berhubungan dengan faktor risiko individu (usia, body mass index, pengalaman kerja, kebugaran fisik), faktor risiko fisik (beban kerja fisik yang tinggi, posisi kerja yang buruk, mengangkat benda berat, getaran), dan faktor risiko psikososial (beban kerja psikologis). Hasil analisis terhadap keluhan otot-rangka secara spesifik pada anggota tubuh tertentu menunjukkan bahwa 1) keluhan pada leher signifikan berhubungan dengan kepuasan kerja yang rendah, 2) keluhan pada punggung signifikan berhubungan dengan posisi tubuh berputar, 3) keluhan pada bahu dan tangan signifikan berhubungan dengan usia, jenis kelamin, mengangkat benda berat, menggenggam alat/material yang kecil, gerakan/pekerjaan yang berulang, mengangkat lengan di atas bahu, posisi tubuh berputar, beban kerja psikologis, dan kepuasan kerja yang rendah, dan 4) keluhan pada paha dan kaki signifikan berhubungan dengan kepuasan kerja yang rendah. Tahapan penelitian selanjutnya adalah survei kuesioner pada pekerja konstruksi di proyek bangunan gedung bertingkat. Tujuan dilakukannya survei adalah untuk mengidentifikasi indikator risiko yang signifikan berhubungan dengan gangguan otot-rangka pekerja konstruksi. Total responden dari tiga proyek yang dilibatkan adalah 235 orang. Instrumen survei dikembangkan dari faktor risiko yang didapatkan berdasarkan hasil meta-analisis dan dijabarkan lebih detil menjadi berbagai indikator risiko. Berdasarkan perhitungan regresi logistik, diketahui beberapa indikator risiko yang signifikan berhubungan dengan keluhan ototrangka. Indikator tersebut adalah frekuensi bekerja dengan posisi membungkuk, durasi bekerja dengan posisi pergelangan tangan menekuk ke atas/bawah dan ke samping, durasi mengangkat lengan di atas bahu, frekuensi memindahkan benda yang berat, ketidaknyamanan dengan paparan getaran, bekerja dengan cepat, melakukan banyak pekerjaan, dan tuntutan yang saling bertentangan. Hasil survei menunjukkan prevalensi keluhan otot-rangka selama 12 bulan terakhir yang paling banyak dirasakan pekerja adalah pada punggung bawah. Dihasilkan juga bahwa frekuensi bekerja dengan posisi membungkuk, durasi mengangkat lengan di atas bahu, dan frekuensi gerakan tangan yang berulang berhubungan dengan keluhan pada punggung bawah. Indikator risiko fisik yang berhubungan dengan keluhan pada punggung bawah menjadi dasar untuk pengembangan intervensi ergonomi. Tahap penelitian yang ketiga adalah pengembangan rancangan prototipe intervensi ergonomi. Tujuannya untuk mendapatkan rancangan prototipe intervensi ergonomi yang berpotensi mengurangi kemungkinan terjadinya gangguan otot-rangka pada pekerjaan konstruksi. Rancangan prototipe intervensi ergonomi yang dikembangkan adalah sistem yang dapat memberikan peringatan apabila gerakan punggung, lengan atas dan lengan bawah melewati batas risiko yang telah ditentukan. Pengujian validitas dan reliabilitas terhadap hasil pengukuran sudut dilakukan melalui suatu studi laboratorium dengan melibatkan lima orang partisipan yang mensimulasikan pengangkatan material secara manual. Partisipan mengangkat material dengan tiga posisi ketinggian yang menyebabkan punggung membungkuk serta dua posisi untuk mengangkat lengan atas dan bawah. Selain posisi ketinggian yang menjadi acuan gerakan, tempo gerakan partisipan juga dikontrol dengan kecepatan 60 beat per minute (bpm) selama sepuluh detik. Tingkat validitas diuji dengan membandingkan hasil pengukuran sudut yang dihasilkan aplikasi dan motion capture system. Aplikasi dan motion capture system dioperasikan dengan frekuensi 50 Hz yang artinya terdapat 50 data per detik. Aplikasi dikembangkan dengan memanfaatkan gabungan sensor akselerometer, giroskop, dan magnetometer pada telepon genggam. Motion capture system yang digunakan sebagai gold standard adalah Vicon Nexus 2.5 yang memiliki perangkat iii sepuluh kamera dan aplikasi komputer untuk mengolah sudut tubuh berdasarkan marker yang dipasangkan pada titik-titik tubuh partisipan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa aplikasi pada sistem tersebut valid dan reliabel serta dapat dikembangkan lebih jauh untuk penilaian risiko fisik lainnya yang saling berinteraksi dan kontinyu. Penelitian ini berhasil memetakan berbagai indikator terukur dari faktor risiko individu, fisik, psikosial, dan pekerjaan yang berhubungan dengan berbagai jenis keluhan otot-rangka pada pekerjaan konstruksi. Selain itu, berdasarkan indikator yang berhubungan dengan keluhan pada punggung bawah, didapatkan prototipe intervensi ergonomi berupa sistem peringatan risiko. Harapannya, sistem yang dikembangkan berpotensi mengurangi paparan indikator risiko terhadap keluhan pada punggung bawah pekerjaan konstruksi di lapangan.