


Lembar Pengesahan
Terbatas karya
» ITB
Terbatas karya
» ITB


BAB I
Terbatas karya
» ITB
Terbatas karya
» ITB

BAB II
Terbatas karya
» ITB
Terbatas karya
» ITB

BAB III
Terbatas karya
» ITB
Terbatas karya
» ITB

BAB IV
Terbatas karya
» ITB
Terbatas karya
» ITB

BAB V
Terbatas karya
» ITB
Terbatas karya
» ITB

Daftar Pustaka & Lampiran
Terbatas karya
» ITB
Terbatas karya
» ITB
Penyisipan atau penyembunyian suatu data / informasi pada suatu konten
merupakan salah satu teknik untuk meningkatkan keamanan data. Pada era saat
ini dimana transaksi data begitu mudahnya bertebaran di dunia internet membuat
peluang penyebaran konten secara ilegal semakin tinggi. Pada penelitian ini konten
yang akan dikaji difokuskan pada konten audio. Konten audio berupa hasil karya
cipta suatu produsen atau pencipta seringkali disalahgunakan dengan penyebaran
ilegal konten tersebut agar mendapatkan keuntungan pribadi sehingga diperlukan
suatu teknik penyembunyian tanda air digital yang berisi hak cipta dari pencipta
atau produsen audio tersebut yang disebut dengan penandaan digital audio atau
penandaan audio.
Teknik penyembunyian watermark atau tanda air digital pada suatu audio haruslah
memenuhi kriteria penyembunyian tanda air digital : imperseptibel, tahan terhadap
kerusakan audio akibat banyak cara perusakan konten, dan kapasitas data tanda air
digital yang relatif tinggi. Banyak metode yang telah digunakan untuk penyembunyian data tanda air digital pada audio. Semua metode penyembunyian data
tersebut terbagi pada 4 jenis metode antara lain : domain waktu, domain frekuensi,
domain lain, dan metode hybrid. Metode hybrid merupakan penggabungan metode
penyisipan tanda air digital pada audio, misalnya dengan menggabungkan salah satu
metode domain waktu dengan salah satu metode domain frekuensi.
Pada penelitian ini ada beberapa teknik penyisipan yang dikembangkan untuk
mencapai kriteria penandaan digital. Teknik penyisipan yang dikembangkan
pada disertasi ini antara lain Multicarrier (MC), Spread Spectrum (SS) dengan
penyisipan bit tunggal dan jamak, Quantization Index Modulation (QIM), dan
modifikasi magnituda Fast Fourier Transform (FFT) dan Discrete Cosine Transform
(DCT) dengan Fibonacci. Sebelum melakukan penyisipan dengan beberapa teknik
tersebut, dilakukan pemrosesan pada audio host sedemikian sehingga diperoleh
sampel kuat yang merepresentasikan satu segmen audio.
iPenyisipan tanda air digital menggunakan metode SS dilakukan pada beberapa
penelitian, antara lain penyisipan bit tunggal pada domain waktu dari audio dengan
modifikasi modulasi SS, penyisipan bit tunggal pada domain frekuensi dari subband
audio tertentu dengan Lifting Wavelet Transform (LWT) dan FFT serta penyisipan
bit jamak pada subband audio tertentu dengan dekomposisi Stationary Wavelet
Transform (SWT). Teknik penyisipan dengan bit jamak pada salah satu penelitian
digabungkan dengan proses pemampatan data menggunakan teknik Compressive
Sampling (CS) sehingga diperoleh sampel kode dari audio yang telah dimampatkan dan berisi tanda air digital yang disisipkan. Penelitian berikutnya adalah
penyembunyian tanda air digital dengan modifikasi magnituda hasil FFT dan DCT
memanfaatkan deret Fibonacci dan membandingkan kinerja penyisipan dengan FFT
dan DCT. Selanjutnya, penelitian dengan penyisipan data menggunakan metode
MC dilakukan pada domain waktu dari audio dengan melakukan modulasi MC
pada bit yang disisipkan, penyaringan dengan filter psikoakustik, baru kemudian
ditambahkan pada audio berbasiskan segmen setelah diatur dengan peredam.
Penelitian terakhir dilakukan pada domain frekuensi dari subband audio terpilih
yang didekomposisi dengan Singular Value Decomposition (SVD), selanjutnya
Cartesian to Polar Transformation (CPT) mengkonversi 2 nilai singular teratas
sebelum digunakan untuk menyisipkan data menggunakan teknik QIM.
Kinerja penandaan audio ditentukan dengan beberapa parameter standar atau tolok
ukur antara lain ketahanan (BER) dengan nilai maksimal 15%-25%, imperseptibilitas yang terdiri dari kualitas audio secara objektif (SNR/ODG) dengan nilai SNR
minimal 20 dB atau ODG dengan nilai minimal -1, kualitas audio secara subjektif
(MOS) dengan nilai rata-rata minimal 4, serta parameter kapasitas penyisipan
(payload) yang tinggi dengan nilai minimal 20 bit per detik (bps). Selain itu
ketahanan penandaan digital diuji dengan stirmark benchmark untuk mengetahui
seberapa banyak serangan stirmark yang dapat diantisipasi oleh teknik yang dikembangkan. Dalam realisasi penandaan audio, parameter kinerja tersebut tidak saling
menguatkan, namun terdapat trade-off antara beberapa parameter tersebut. Jika
kapasitas suatu metode penyisipan ditingkatkan maka akan menurunkan kualitas
dan ketahanan penandaan digital, demikian pula sebaliknya, sehingga diperlukan
pengesetan parameter masukan pada setiap metode agar dapat menghasilkan kinerja
penyisipan dengan kualitas audio yang baik dengan ketahanan yang kuat terhadap
serangan standar penandaan digital dan kapasitas yang cukup.
Penelitian dengan teknik modifikasi magnituda DCT menggunakan deret Fibonacci
merupakan teknik baru yang menghasilkan kapasitas yang sangat tinggi jauh
melebihi 20 bps sebagai standar kapasitas minimal pada audio watermarking.
Penyembunyian data menggunakan deret Fibonacci pada domain frekuensi dari
audio menggunakan DCT memberikan kapasitas penyisipan yang lebih tinggi
dibandingkan FFT pada 500.27 bps, dengan kualitas audio yang sangat baik pada
ODG -0.3.
Teknik penandaan digital dengan MC pada audio merupakan teknik yang baru,
memodulasi tanda air digital dengan sinyal pembawa jamak dengan kualitas audio
yang dihasilkan memberikan ODG -2.26 dengan perseptual yang cukup baik,
iikapasitas 40 bps, dan ketahanan yang baik pada serangan MP3 128 kbps dan resampling.
Pada teknik QIM berbasiskan domain LWT-DST-SVD-CPT, kebaruan tekniknya
terdapat pada penggunaan DST yang digabungkan dengan LWT, SVD dan CPT.
Hasil simulasi dengan kapasitas tanda air digital mencapai 172.26 bps, diperoleh
kualitas 27.44-29.3 dB dan ketahanan pada serangan MP3 128 kbps, LPF 9 kHz,
resampling 22 kHz, dan AWGN 20 dB. Sementara pada teknik QIM berbasiskan
domain SWT-DST-QR-CPT, kebaruan juga terdapat pada penggunaan DST yang
digabungkan dengan SWT, QR, CPT. Kualitas audio yang dihasilkan sangat baik
pada kisaran SNR 29.88-37.15 dB, kapasitas 21.43 bps, dengan ketahanan yang
baik pada serangan MP3 64 kbps, LPF 9 kHz, resampling 22 kHz dan AWGN 20
dB.
Teknik SS dengan domain LWT-FFT merupakan teknik SS yang baru karena
dilakukan pada domain frekuensi dengan subband tertentu. Hasil simulasi menunjukkan kualitas audio sangat baik pada kisaran SNR 30.2-34.99 dB, kapasitas
172.26 bps, dengan ketahanan yang baik pada serangan MP3 64 kbps, LPF 9 kHz,
resampling 16 kHz dan rekuantisasi 8 bit.
Teknik SS bit jamak berbasiskan Compressive Sampling menggunakan metode
penjarangan SVD merupakan teknik baru. Teknik ini memberikan keuntungan
dengan penyisipan sekaligus mengkompresi sinyal audio, sehingga dapat digunakan
pada proses pengambilan sinyal audio atau sinyal diskrit 1 dimensi yang penting
namun perlu dikompresi karena banyaknya sampel yang diterima. Teknik ini
menghasilkan rentang parameter kinerja yang baik dengan ODG -0.94 s.d. -0.74,
kapasitas tanda air digital 729 - 5292 bps, rasio kompresi 1.47× s.d. 4.84× dan
sangat tahan terhadap serangan derau, karena pada serangan AWGN 10 dB teknik
ini memperoleh hasil deteksi tanda air digital yang masih dapat diterima secara
persepsi.
Kebaruan pada teknik bit jamak dengan SWT adalah penggunaan subband stasioner
sebagai tempat penyisipan dengan tanda air digital yang dimodulasi SS bit jamak.
Proses deteksi di penerima juga dapat dilakukan tanpa harus mengetahui dimana
lokasi penyisipan tanda airnya pada pengirim. Hasil dari teknik ini adalah
ketahanannya yang lebih baik dari teknik terkait sebelumnya. Dengan kualitas
audio ODG rata-rata -0.68, kapasitas tanda air digital 84 bps, teknik ini tahan
secara sempurna dengan BER=0 terhadap serangan MP3 mulai 64 kbps, LPF 8
kHz, rekuantisasi, AWGN dengan SNR mulai 0 dB, dan serangan penguatan 1.5×
dan 2.2×.