digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak : Tugas akhir ini bertujuan melakukan kajian kembali Analisis Kelayakan Program Pengembangan PDAM Kabupaten Bandung di kawasan Majalaya, dimana saat ini (1998/1999) sedang memasuki tahun kedua dari tahap implementasi yang direncanakan akan selesai pada tahun 2000/2001. Kajian kembali diperlukan karena sejak pertengahan tahun 1997 terjadi krisis ekonomi di Indonesia dan masih berlangsung sampai sekarang, sehingga berdampak peningkatan terhadap anggaran investasi sebesar +1- 54,5%, yaitu dari rencana semula Rp 17,027 milyar menjadi Rp 26,309 milyar. PDAM Kabupaten Bandung akan membiayai 50,93% dari total anggaran investasi, yaitu Rp 6,651 milyar berasal dari pinjaman jangka panjang dengan tingkat bunga 11,75% per tahun, Rp 6,747 milyar berupa equity, dan sisa anggaran sebesar 49,07% dibantu oleh Petnerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Berdasarkan hal di was, dilakukanlah analisis kelayakan terhadap program pengembangan di Majalaya yang meliputi aspek-aspek: teknis, pemasaran, manajemen/organisasi, dan analisis aspek finansial dengan menggunakan teknik penganggaran modal (capita/ budgeting), serta analisis likuiditas kas perusahaan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam pembiayaan program ini. Hasil analisis teknis mengindikasikan sistem yang sedang dibangun di Majalaya akan menjadi potensi bagi perusahaan untuk meningkatkan pendapatan dan laba, sementara analisis pemasaran menunjukan bahwa target penambahan pelanggan sebanyak 14.000 sambungan dapat tercapai, sepanjang diterapkan kebijakan biaya penyambungan yang meringankan bagi calon pelanggan. Sedangkan aspek manajemen/organisasi direalisasikan dengan dibentuknya proyek pelaksana pekerjaan yang dibantu oleh konsultan supervisi agar pekerjaan konstruksi dapat diselesakan secara tepat waktu, tepat kualitas, dan pendanaan. Analisis finansial menghasilkan nilai Pay Back Period: 6,88 tahun, NPV: Rp 7,806 milyar, dan 1RR:15,75%. Hal ini berarti bahwa investasi di Majalaya masih layak untuk dilaksanakan meskipun terjadi peningkatan anggaran yang besar. Sementara hasil analisis kas perusahaan ternyata menunjukkan bahwa akan terjadi defisit selama tahun 1998 s/d 2002, mengingat pada kurun waktu ini PDAM Kabupaten Bandung juga harus menyiapkan dana equity bagi program pengembangan di Soreang disamping kewajiban mencicil hutang investasi di Cimahi yang telah dilaksanakan sejak tahun 1990. Oleh karena itu kemudian dilakukan skenario kedua, yaitu menunda pembayaran pokok pinjaman Cimahi s/d tahun 2002 dan pembayaran hutang Majalaya tetap sesuai jadwal/dari tahun 2002 s/d 2016. Hasil perhitungan menunjukkan hanya terjadi defisit kas pada tahun 2001. Denoan beberapa alternatif. misalnya: menunda satu tahun pendanaan investasi di~Soreang. atau merintis kerja sama operasi (KSO) dengan pihak swasta, maka kondisi kas yang defisit diharapkan dapat teratasi.