digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Josua Nababan
PUBLIC Alice Diniarti

COVER Josua Nababan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Josua Nababan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Josua Nababan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Josua Nababan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Josua Nababan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Josua Nababan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 Josua Nababan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Josua Nababan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Vegetasi pada ekosistem mangrove mampu tumbuh dan berkembang baik pada daerah pasang surut pesisir berlumpur, tepatnya di daerah pesisir yang terlindung seperti estuaria, delta dan riparian sekitar delta. Ekosistem mangrove memiliki peran sebagai penyangga kehidupan di wilayah pesisir dan laut yang memberikan fungsi dan manfaat ekologi bagi lingkungan serta manfaat sosial ekonomi bagi masyarakat sekitarnya. Pertumbuhan vegetasi mangrove secara alami dipengaruhi oleh banyak faktor sehingga berpotensi memunculkan variasi antar komunitas vegetasi. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kondisi vegetasi mangrove estuari dan riparian, dengan parameter yang dibandingkan berupa diameter batang, luas basal area, serta hubungan antara jumlah individu terhadap diameter batang dan luas basal area. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang dipublikasi oleh Center for International Forestry Research (CIFOR). Pengambilan data dilakukan pada tahun 2011 dengan metode stratified sampling. Jumlah sampel untuk mangrove estuari dan riparian masing masing adalah 12 petak persegi berukuran 0,5 ha. Perbedaan diameter batang dan basal area di kedua komunitas mangrove dianalisis dengan one way ANOVA, sedangkan hubungan antara jumlah individu dengan diameter batang dan basal area dianalisis dengan uji korelasi menggunakan Microsoft Excel 2016. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua komunitas tidak memiliki perbedaan yang nyata, baik untuk parameter diameter batang (p-value 0,25; alpha=0,05) maupun basal area (p-value 0,467; alpha= 0,05). Untuk mangrove riparian, jumlah individu diinterpretasikan berkorelasi sedang dan negatif dengan basal area (r= -0,68) serta berkorelasi lemah dan negatif dengan diameter batang (r= -0,36). Untuk mangrove estuari, jumlah individu diinterpretasikan berkorelasi lemah dan negatif dengan basal area (r= -0,37) dan diameter batang (r= -0,42). Hasil korelasi menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah individu maka rata-rata diameter batang dan basal area semakin menurun. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan pertimbangan dalam perancangan restorasi hutan mangrove dengan memperhatikan aspek perbedaan lokasinya.