digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Lasmaryna Sirumapea
PUBLIC Latifa Noor

COVER Lasmaryna Sirumapea
Terbatas  Latifa Noor
» Embargo

BAB1 Lasmaryna Sirumapea
Terbatas  Latifa Noor
» Embargo

BAB2 Lasmaryna Sirumapea
Terbatas  Latifa Noor
» Embargo

BAB3 Lasmaryna Sirumapea
Terbatas  Latifa Noor
» Embargo

BAB5 Lasmaryna Sirumapea
Terbatas  Latifa Noor
» Embargo

PUSTAKA Lasmaryna Sirumapea
PUBLIC Latifa Noor

BAB4 Lasmaryna Sirumapea
Terbatas  Latifa Noor
» Embargo

Metode analisis berperan sangat penting dalam keberhasilan analisis obat dalam matriks biologi. Sensitivitas metode analisis harus sangat tinggi karena konsentrasi obat dalam plasma sangat kecil. Selektivitas juga harus tinggi karena banyaknya senyawa lain dalam plasma yang dapat mengganggu analisis. Untuk itu diperlukan penyiapan sampel yang akurat dan selektif sebelum dilakukan analisis. Salah satu metode penyiapan sampel adalah ekstraksi fase padat/solid phase extraction (SPE) yang menggunakan sorben tertentu. Sampai saat ini sorben untuk ekstraksi fase padat yang digunakan untuk preparasi sampel dalam analisis meropenem masih berupa sorben konvensional. Meropenem merupakan senyawa obat antibakteri yang memiliki cincin betalaktam. Monomer asam metakrilat (MAA) dan akrilamida (ACR) belum pernah dilaporkan dibuat dan digunakan sebagai monomer fungsional dalam pembuatan sorben ekstraksi fase padat dengan teknik polimer tercetak molekul, oleh karena itu monomer ini menjadi monomer yang diujikan dalam penelitian ini. Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah mendapatkan sorben padat untuk ekstraksi fase padat meropenem dengan teknik molecularly imprinted polymer menggunakan meropenem sebagai molekul cetakan atau lazim disebut molecularly imprinted polymer solid phase extraction (MI-SPE). Sorben yang disintesis digunakan untuk meningkatkan efisiensi pemisahan meropenem yang terdapat dalam matriks biologi. Pelaksanaan penelitian dimulai dengan tahap polimerisasi dengan metode ruah dan diakhiri dengan tahapan pemisahan senyawa meropenem dalam sampel plasma darah manusia. Secara garis besar, tahapan yang dilakukan selama penelitian adalah sintesis polimer bercetakan dengan metode ruah, pada kondisi pemanasan pada 70ºC. Tahap berikutnya adalah karakterisasi sorben MI-SPE melalui evaluasi dan optimasi kondisi adsorpsi, pengujian selektivitas, penentuan kapasitas adsorpsi, pengujian keterulangan dan evaluasi volume breaktrough. Karakterisasi fisik sorben MI-SPE dilakukan dengan fourier transform infra red (FTIR) dan scanning electron microscope (SEM). Tahapan terakhir adalah penggunaan MI- SPE untuk pemisahan senyawa dari sampel plasma darah manusia. Penentuan kapasitas adsorpsi dari polimer bercetakan meropenem dari monomer fungsional asam metakrilat (MeIP1) dan monomer akrilamid (MeIP2) menggunakan model isoterm adsorpsi Freundlich menunjukkan bahwa MeIP1memiliki kapasitas adsorpsi sebesar 51,963 mg/g dan MeIP2 sebesar 55,017 mg/g. Karakterisasi dengan FTIR memperlihatkan adanya interaksi ikatan hidrogen dengan adanya pergeseran bilangan gelombang C=O menjadi lebih besar sesudah ekstraksi molekul cetakan dari MIP. Puncak-puncak spesifik yang teramati pada MIP1 hasil sintesis adalah pada bilangan gelombang 950 cm-1 dan 1018,95 cm-1 pada MIP1 yang merupakan puncak untuk ikatan C-N pada betalaktam dan ikatan C-H betalaktam. Pada MIP2 puncak untuk gugus betalaktam teramati pada 1049,28 cm-1 yang merupakan puncak untuk vibrasi wagging dan twisting ikatan C-H pada betalaktam. Metode ekstraksi secara soxletasi memberikan nilai kapasitas adsorpsi terbesar dibandingkan metode batch dan sonikasi polimer (31,84 mg/g). Selanjutnya dilakukan optimasi kondisi adsorpsi MeIP1 dan MeIP2 menggunakan metode kolom dengan berat sorben 50 mg dan kartridge SPE kapasitas 1 mL. Berdasarkan pengujian adsorpsi metode kolom dengan menggunakan larutan standar meropenem diperoleh kondisi terbaik untuk pengkondisian dengan metanol, umpan sampel dalam pelarut larutan dapar pH 3 pencucian dengan pelarut asetonitril : air 95:5 (v/v) dan elusi dengan pelarut metanol : asam asetat 8:2 (v/v). Nilai imprinting dari MeIP1 dan MeIP2 kemudian ditentukan untuk MeIP1 dan MeIP2 untuk senyawa analog amoksilin dan sefadroksil. Diperoleh hasil perolehan kembali berturut-turut sebesar 1,35 dan 2,012 (terhadap cefadroksil dan amoksilin) Jumlah volume yang dapat ditahan setiap kartridge MI-SPE kemudian ditentukan dengan volume breaktrough (VB), dan dihasilkan VB dari MeIP1 adalah 8 ml dan MeIP2 6 ml. Aplikasi pada plasma darah memberikan nilai perolehan kembali sebesar 78,52 % (MeIP1) dan 83,86% (MeIP2). Keterulangan proses adsorpsi berada pada rentang 75,902 – 86,648 %.