ABSTRAK Isna Hardikasari
PUBLIC Rita Nurainni, S.I.Pus
COVER Isna Hardikasari
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Isna Hardikasari
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Isna Hardikasari
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Isna Hardikasari
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Isna Hardikasari
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Isna Hardikasari
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Isna Hardikasari
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN Isna Hardikasari
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan
Konsentrasi PM2.5 selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Salah satu penyebabnya adalah pengaruh dari kegiatan transportasi yang semakin meningkat, terutama di Pulau Jawa. Selain itu, faktor cuaca seperti temperatur permukaan, kelembapan relatif, dan kecepatan angin juga ikut mempengaruhi konsentrasi PM2.5. Pandemi COVID-19 menyebabkan penurunan konsentrasi polutan, termasuk PM2.5 yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor. Hal ini terjadi karena penurunan volume kendaraan akibat kebijakan work from home. Oleh karena itu dalam penelitian ini dikaji pengaruh pandemi terhadap konsentrasi PM2.5. Selain itu, pengaruh faktor cuaca seperti temperatur permukaan, kelembapan relatif, serta kecepatan angi juga perlu dikaji karena berpengaruh secara diurnal terhadap konsentrasi PM2.5.
Penelitian ini menggunakan data PM2.5 dari reanalisis MERRA-2, M2T1NXAER, dengan resolusi spasial 0,625°x0,5° dan resolusi temporal tiap satu jam. Data ini kemudian diverifikasi dengan data observasi dari US Embassy di Jakarta Pusat. Analisis konsentrasi PM2.5 dilakukan dengan membagi Pulau Jawa menjadi tiga wilayah yaitu barat, tengah, dan timur, dan dua periode, yaitu sebelum pandemi dan selama pandemi. Analisis perubahan konsentrasi PM2.5 dilihat dari selisih antara kedua periode di masing-masing wilayah. Kemudian dilakukan analisis hubungan diurnal antara konsentrasi PM2.5 dan kondisi cuaca yang didapatkan dari data reanalisis dan data pengamatan permukaan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konsentrasi PM2.5 di Pulau Jawa selama pandemi mengalami penurunan sebesar 11,2% daripada konsentrasi sebelum pandemi, dengan Jawa bagian timur mengalami perubahan yang paling signifikan, yaitu -19,48%. Selain itu, konsentrasi PM2.5 diurnal dipengaruhi oleh faktor-faktor meteorologi, dengan nilai korelasi -0,63 dengan temperatur permukaan, -0,56 dengan kecepatan angin, dan 0,62 dengan kelembapan relatif. Jadi, kebijakan work from home berpengaruh terhadap perubahan konsentrasi PM2.5 di Pulau Jawa, dan faktor cuaca berpengaruh secara diurnal terhadap konsentrasi PM2.5 di Pulau Jawa.