digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

EVALUASI DISPERSI DAN LEDAKAN GAS HIDROKARBON PADA PABRIK PENGOLAHAN GAS Oleh Dwita Rismayasari NIM: 23017046 (Program Studi Magister Teknik Kimia) Kebocoran gas merupakan salah satu potensi bahaya yang dapat ditemukan di pabrik pengolahan gas, di mana gas yang terlepas dapat membentuk awan, kemudian terdispersi dan/atau terakumulasi. Pada konsentrasi tertentu, awan gas dapat berpotensi menyebabkan kebakaran dan ledakan yang membahayakan manusia, peralatan, dan lingkungan. Dampak dari kejadian pelepasan gas dapat diestimasi untuk menentukan konsekuensi yang diterima dan memberikan rekomendasi perbaikan rancangan pabrik. Model Computational Fluid Dynamics (CFD) merupakan salah satu metode simulasi pemodelan 3D untuk mengevaluasi dampak kebocoran gas dengan memberikan estimasi gambaran nyata yang akan terjadi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan model dispersi dan mengkaji dampak yang dihasilkan akibat sebaran bahan berbahaya. Peta sebaran bahan berbahaya tersebut digunakan untuk mengevaluasi jumlah, lokasi penempatan, dan waktu deteksi detektor gas hidrokarbon yang terpasang pada pabrik. Penelitian ini menggunakan model geometri aktual pabrik dalam bidang tiga dimensi (3D) dan simulasi model CFD dilakukan dengan perangkat lunak FLACS. Tiga unit yang dievaluasi terdiri dari 6 skenario titik kebocoran, masing-masing divariasikan pada kecepatan angin dan ukuran lubang kebocoran. Hasil evaluasi dispersi di unit separasi menunjukkan jumlah dan lokasi detektor yang terpasang telah tepat. Relokasi 2 buah detektor gas yang telah terpasang sebelumnya dan penambahan 2 buah detektor gas perlu dilakukan di unit booster compressor, dan penambahan 2 detektor gas di unit gas turbine generator. Dari total 54 skenario kebocoran, 9 skenario tidak dapat dideteksi oleh detektor gas karena jarak jangkauan yang pendek dan volume yang terbentuk relatif kecil. Tiga skenario dari masing-masing unit dilakukan evaluasi dampak ledakan. Hasil simulasi menunjukkan bahwa dampak yang ditimbulkan diperkirakan tidak menyebabkan distorsi pada bangunan dan tidak mengakibatkan kerusakan pada gendang telinga manusia. Dengan demikian, evaluasi menggunakan model CFD 3D dapat memberikan rekomendasi perbaikan dari metode 2D yang sebelumnya dilakukan, dan dapat memastikan keselamatan pabrik dengan memberikan gambaran kejadian nyata.