digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Esti Riani
PUBLIC Alice Diniarti

Penyakit akar gada yang disebabkan oleh patogen Plasmodiophora brassicae menjadi ancaman serius bagi budidaya tanaman famili Brassicaceae di seluruh dunia. Peningkatan penggunaan bahan kimia untuk mengendalikan penyakit ini telah menyebabkan berbagai dampak negatif yang merugikan. Vermikompos sebagai bahan organik ramah lingkungan dilaporkan secara signifikan mampu mengendalikan penyakit akar gada. Akan tetapi, belum ada penelitian yang melakukan evaluasi sifat supresif vermikompos terhadap penyakit akar gada. Penelitian ini berupaya mengkaji properti mikrobiologi vermikompos dan kaitannya dengan sifat supresif vermikompos terhadap penyakit akar gada. Vermikompos berbahan dasar kotoran sapi diperoleh dari Kampung Pasir Angling, Desa Suntenjaya, Kabupaten Bandung Barat. Properti mikrobia yang diamati meliputi keanekaragaman, keseragaman, kelimpahan, dominansi, aktivitas kitinase, serta efektivitas mikroba potensial secara tunggal dalam mengendalikan penyakit akar gada. Pengujian aktivitas kitinase dilakukan pada medium kitin koloidal untuk bakteri dan medium Colloidal Chitin Bromocresol purple (CCBp) untuk jamur. Uji pengendalian penyakit akar gada dilakukan dengan metode rancangan acak lengkap (RAL) di screen house. Hasil penelitian menunjukkan bahwa vermikompos kotoran sapi mengandung 21 isolat bakteri dengan kelimpahan sebesar 2,09 x 107 CFU/g dan didominasi oleh isolat B19 (37%) dan B25 (25%). Komunitas bakteri vermikompos memiliki keanekaragaman sedang (2,05) dan keseragaman tinggi (0,67). Sementara itu, jumlah isolat jamur vermikompos sebanyak 20 isolat dengan kelimpahan sebesar 1,11 x 106 CFU/g dan didominasi oleh isolat F7 (53%) dan F3 (24%). Komunitas jamur vermikompos memiliki keanekaragaman sedang (1,58) dan keseragaman sedang (0,53). Mikroba penghasil kitinase dari kelompok bakteri, yaitu isolat B3 (12,08%), B6 (125,55%), B19 (93,55%), dan B25 (113,51%). Sementara itu tidak teramati adanya aktivitas kitinase dari isolat jamur dominan. Isolat B19 dan B25 dipilih sebagai isolat potensial berdasarkan indeks kitinolitik dan kelimpahan tertinggi untuk uji pengendalian penyakit akar gada secara tunggal. Hasil uji pengendalian menunjukkan bahwa isolat B25 mampu menurunkan insiden penyakit akar gada dari 6,25% menjadi 3,12%. Berdasarkan analisis gen 16S rRNA, isolat B25 merupakan Streptomyces coelicoflavus dengan kesamaan 100%.