


BAB 1 Indah Kumala Sari
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Indah Kumala Sari
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Indah Kumala Sari
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Indah Kumala Sari
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Indah Kumala Sari
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 Indah Kumala Sari
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 7 Indah Kumala Sari
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 8 Indah Kumala Sari
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 9 Indah Kumala Sari
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan


Jalan Tol Jakarta-Cikampek merupakan salah satu ruas jalan tol yang dikelola oleh
PT. Jasa Marga. Salah satu substansi pelayanan yang harus dipenuhi operator jalan
tol dalam menjamin pelayanan bagi pengguna yang membayar tarif tol adalah
kondisi minimum jalan tol. Untuk itu perlu dilakukan evaluasi kondisi fungsional
perkerasan terlebih dahulu untuk memperoleh program pemeliharaan yang tepat
dan berkelanjutan dalam memenuhi substansi tersebut. Metode evaluasi kondisi
fungsional perkerasan yang digunakan secara luas adalah metode Pavement
Condition Index (PCI) dan metode Bina Marga.
Penelitian ini mengevaluasi kondisi fungsional perkerasan dengan metode PCI dan
metode Bina Marga, membandingkan hasil evaluasi dari kedua metode tersebut,
mengevaluasi jenis kerusakan yang paling berpengaruh terhadap kebutuhan biaya
pemeliharaan berdasarkan nilai pengurang (deduct value) dan rekomendasi
penanganan setiap jenis kerusakan, mengembangkan skenario pemeliharaan
berdasarkan hasil evaluasi kondisi perkerasan dengan metode PCI dan prediksi nilai
IRI berdasarkan simplified model HDM-4, serta memilih skenario pemeliharaan
dengan biaya yang paling minimal. Kondisi perkerasan berdasarkan hasil evaluasi
dengan metode PCI lebih buruk dibandingkan hasil evaluasi dengan metode Bina
Marga. Beberapa perbedaan hasil evaluasi dengan kedua metode disebabkan oleh
perbedaan pembagian skala penilaian, jenis kerusakan dan indikator penilaian yang
di yang ditinjau. Jenis kerusakan yang paling berpengaruh terhadap kebutuhan
biaya pemeliharaan adalah Rutting (Alur) sebesar 45,54% dan Alligator Cracking
(Retak Kulit Buaya) sebesar 19,35%. Skenario pemeliharaan dengan kebutuhan
biaya pemeliharaan paling minimal adalah skenario 4, yaitu melakukan
rekonstruksi di tahun pertama dengan akumulasi biaya pemeliharaan sebesar
Rp144.335.974.113.