digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kartun editorial bukan sekedar gambar gambar lucu yang mengundang senyum dan tawa, dibaliknya sarat akan muatan ideologis. Kartun editorial dipenuhi pesan visual simbolis secara emosional, sehingga kadang kala menimbulkan kontroversi. Apalagi kartun yang mencerminkan suatu keyakinan agama. Kontroversi kartun Nabi Muhammad yang dimuat Jyllands-Posten dan Chalie Hebdo adalah contoh konkretnya. Begitu pula dengan kartun yang dimuat Majalah Tempo edisi 26 Februari 2018 telah memicu kontroversi karena dianggap melecehkan tokoh Front Pembela Islam (FPI), Habib Riziek Shihab. Kedua contoh tersebut menggambarkan bagaimana sebuah kartun syarat akan muatan ideologis agama dan secara emosional menimbulkan kontroversi. Fakta di atas yang melatari penelitian disertasi ini dilakukan, yaitu mengkaji keyakinan agama sebagai basis ideologi visual kartun editorial. Kartun editorial yang diteliti adalah kartun editorial yang diterbitkan surat kabar Kompas. Alasan mendasarnya karena Kompas sebagai salah satu media terbesar dan tertua di Indonesia, konsisten menerbitkan kartun editorial sejak tahun 1967, dan didirikan oleh kelompok minoritas Katolik. Latar belakang pendirinya memicu lahirnya stereotip Kompas sebagai akronim dari “Komando Pastor”. Sebuah stereotip yang mengindikasikan adanya peran dan pengaruh agama dalam praktik jurnalistik surat kabar Kompas. Permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini anara lain: (1) bagaimana sistem pertandaan visual kartun editorial surat kabar Kompas mencerminkan suatu keyakinan agama? (2) berdasarkan sistem pertandaannya, bagaimana makna dan muatan ideologis agama tersampaikan secara retoris melalui kartun editorial surat kabar Kompas? (3) bagaimana posisi keyakinan agama dalam relasi ideologis kartun editorial, surat kabar Kompas, dan konteks sosial politik ditinjau dari agenda dan framing penerbitan teks medianya? Tujuan penelitian adalah (1) menemukan bentuk sistem pertandaan visual kartun editorial surat kabar Kompas yang mencerminkan suatu keyakinan agama; (2) Menggali makna kartun editorial dan muatan ideologis agama yang bekerja melalui sistem penandaan visual kartun editorial guna menemukan bentuk-bentuk retoris yang digunakan para kartunis Kompas pada kartun-kartun yang mencerminkan ii suatu keyakinan agama; (3) Menemukan suatu model tentang posisi agama dalam relasi ideologis antara kartun editorial, Surat kabar Kompas, dan konteks sosial politik Indonesia sebagai latar kebudayaan yang menaungi penerbitan kartunnya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, menggabungkan perangkat analisis semiotika Roland Barthes dengan analisis relasi konten dan framing. Analisis data dibagi ke dalam tiga tahapan. Tahap pertama dan kedua menggunakan analisis semiotika untuk menganalisis sistem pertandaan visual kartun editorial surat kabar Kompas agar terungkap tanda-tanda identitas agama, makna denotatif dan konotatif, mitos, dan muatan ideologis agamanya. Tahap ketiga menggunakan analisis relasi konten dan framing untuk menganalisis relasi antarteks (pemberitaan, foto berita, tajuk rencana, kartun editorial, dan artikel opini) agar terungkap posisi agama dalam relasi ideologis kartun editorial, surat kabar Kompas, dan konteks sosial politik Indonesia. Hasil penelitian menemukan bahwa (1) melalui sistem pertandaan visual kartun editorial surat kabar Kompas terbangun sebuah setting situasi yang di dalamnya terdapat situasi peristiwa dan situasi komentar. Tanda-tanda visual yang merepresentasikan identitas agama hanya tampil di setting situasi peristiwa terdiri dari pakaian dan simbol agama. Identitas agama di pakaian seperti busana muslimah dan baju perang ala Ksatria Templar. Sedangkan simbol agama berupa pohon Natal dan gestur tata cara berdoa orang Katolik, yaitu Salam Maria. (2) Dari makna kartun editorialnya terungkap muatan ideologis agama didominasi oleh keyakinan agama Kristen/Katolik. Ironi, satire, humor, dan metafora merupakan bentuk-bentuk retoris yang menyamarkan muatan ideologis agama kartun editorialnya. Tidak disadari kartun editorial menyebarkan ideologi anti syariat Islam (hukum qishash), anti korupsi, humanisme dan anti kekerasan, anti agama, dan sistem keyakinan agama Kristen/Katolik. (3) Secara kontekstual terbentuk relasi yang kuat antara kartun editorial, surat kabar Kompas, dan konteks sosial politik Indonesia. Relasi itu terbentuk melalui agenda setting penerbitan teks kartun editorial, pemberitaan, foto berita, tajuk rencana, dan artikel opini. Akan tetapi, dari sisi ideologi agama, terdapat kartun editorial yang memiliki hubungan dengan teks lain dan ada pula yang tidak memiliki relasi sama sekali, baik dengan teks yang diterbitkan bersamaan maupun teks yang terbit sebelumnya. Penelitian ini menyimpulkan bahwa sistem pertandaan visual kartun editorial surat kabar Kompas mencerminkan keyakinan agama yang didominasi oleh agama Kristen/Katolik. Keyakinan agama ini menjadi basis ideologi visual kartun editorial surat kabar Kompas yang paralel dengan ideologi humanisme transendental, prinsip yang dianut dalam praktik jurnalistik mereka.