digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Putri Mety Zalynda
PUBLIC Dewi Supryati

Penelitian ini merancang kerangka pengambilan keputusan evaluasi pemasok strategis dengan mempertimbangkan kriteria keberlanjutan (triple bottom line approach sustainability), yaitu ekonomi, lingkungan, sosial. Kerangka penelitian ini tidak hanya menilai kinerja pemasok tetapi mencakup tindak lanjut peningkatan kinerja (development) pemasok strategis berdasarkan hasil evaluasi material strategis dan kinerja pemasok strategis. Pemetaan penelitian yang didasarkan pada studi literatur menunjukkan bahwa sebagian besar penelitian terdahulu mengenai evaluasi pemasok masih mempergunakan kriteria ekonomi saja dengan single stakeholder sebagai pengambil keputusan. Selain itu penelitian-penelitian terdahulu pada umumnya mengevaluasi pemasok berdasarkan kinerja saja, dan masih sedikit penelitian yang membahas evaluasi pemasok sampai dengan tahap tindak lanjut peningkatan kinerja pemasok. Penelitian ini berkontribusi mengisi celah tersebut. Pengembangan kerangka pengambilan keputusan evaluasi dan pengembangan pemasok strategis yang mempertimbangkan kriteria keberlanjutan mengacu pada penelitian Park dkk. (2010) serta Osiro dkk. (2014). Sedangkan untuk tindak lanjut peningkatan kinerja pemasok strategis merujuk pada penelitan Schuh dkk. (2014). Quality Function Deployment dengan House of Quality (HOQ) digunakan sebagai teknik untuk mengevaluasi kinerja pemasok strategis. Bobot kriteria penilaian evaluasi kinerja pada penelitian ini diturunkan dari peringkat pentingnya kebutuhan para stakeholder bersama-sama dengan kepentingan stakeholder requirement dan kriteria keberlanjutan evaluasi kinerja pemasok strategis. Kerangka evaluasi kinerja pemasok strategis dan kriteria evaluasi divalidasi pada dua industri otomotif di Indonesia yang memiliki perusahaan induk di Jepang yaitu PT 1 dan PT 2, di mana evaluasi pemasok strategis pada PT 1 juga diimplementasikan pada PT R, PT D dan PT M. Validasi diperoleh dengan cara melakukan studi lapangan di PT 1 dan PT 2, melakukan wawancara maupun penyebaran kuesioner. Hasil validasi pada kedua perusahaan menunjukkan bahwa PT 1 dan PT 2 memiliki kesamaan dalam melakukan evaluasi terhadap kinerja pemasoknya. Evaluasi kinerja pemasok strategis pada PT 1 saat ini baru mempertimbangkan kriteria dari sisi ekonomi saja, yaitu kualitas, pengantaran dan biaya. Evaluasi kinerja pada PT 2 selain mempertimbangkan kriteria ekonomi juga mempertimbangkan safety sebagai bagian dari dari kriteria sosial. Hasil keputusan dari ii HOQ 1 menunjukan bahwa dari 12 stakeholder requirement, 8 memiliki kesamaan pada kedua perusahaan, 4 stakeholder requirement lainnya tidak berbeda significant. Hasil importance rating kriteria evaluasi dari HOQ 2 menunjukkan quality of product pada kedua industri merupakan hal yang penting. Menurut hasil validasi di lapangan, dan didukung penelitian Patil & Jyoti (2020) pada 14 perusahaan pembuat mobil di India, 16 kriteria evaluasi kinerja pemasok strategis dapat digunakan untuk mengevaluasi pemasok strategis pada industri otomotif di Indonesia dengan perusahaan induk di Jepang. Hasil penelitian rancangan kerangka evaluasi kinerja pemasok strategis diharapkan dapat membantu perusahaan otomotif melakukan evaluasi kinerja dan bagaimana tindak lanjut pengembangannya, sehingga akan diperoleh kinerja pemasok strategis yang dapat membantu meningkatkan daya saing organisasi. Perusahaan dan pemasok strategis dapat membina hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan, dan dapat bersama-sama meningkatkan kinerja.