digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Gede Agus Beni Widana
PUBLIC Latifa Noor

PUSTAKA Gede Agus Beni Widana
PUBLIC Latifa Noor

COVER Gede Agus Beni Widana
Terbatas  Latifa Noor
» Embargo

BAB1 Gede Agus Beni Widana
Terbatas  Latifa Noor
» Embargo

BAB2 Gede Agus Beni Widana
Terbatas  Latifa Noor
» Embargo

BAB3 Gede Agus Beni Widana
Terbatas  Latifa Noor
» Embargo

BAB4 Gede Agus Beni Widana
Terbatas  Latifa Noor
» Embargo

BAB5 Gede Agus Beni Widana
Terbatas  Latifa Noor
» Embargo

Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit gangguan metabolisme yang kronis dengan ciri kadar glukosa darah tinggi, yang disebabkan oleh jumlah insulin yang tidak cukup atau kinerja reseptor insulin yang tidak optimal. Penyakit DM dapat memicu penyakit lain seperti infeksi kulit yang sulit disembuhkan, serangan jantung, stroke, gagal ginjal, dan bahkan kematian. Suntikan insulin dapat digunakan untuk mengobati penyakit DM yang disebabkan oleh kekurangan insulin, tetapi untuk mengobati kinerja reseptor insulin diperlukan berbagai senyawa kimia. Kompleks oksovanadium(IV) dapat digunakan sebagai obat/suplemen bagi penderita DM dengan reseptor insulin yang abnormal. Umumnya kompleks oksovanadium(IV) yang digunakan mengandung dua molekul ligan bidentat dengan atom donor N dan O. Kompleks oksovanadium(IV) dengan ligan tetradentat beratom donor -ONNO- menunjukkan potensi sebagai antidiabetes yang lebih efektif dengan dosis yang lebih rendah. Untuk mengetahui aktivitas antidiabetes kompleks tersebut dilakukan uji secara in vitro menggunakan reaksi yang menghambat kinerja enzim yang terkait dengan proses metabolisme dan secara in vivo menggunakan tikus diabetes. Ligan tetradentat turunan H2salen dari kelompok salisilaldimin, yaitu H2salophen, H2salcyen, dan ligan acacen dari kelompok ?-ketimin telah berhasil disintesis. Tiga ligan pertama merupakan kelompok salisilaldimin disintesis dari kondensasi aldehida dengan diimina, sedangkan ligan acacen disintesis dari diketon dengan diimina. Keempat ligan tersebut telah dikarakterisasi dengan pengukuran spektrum proton dan karbon-13 NMR. Pada spektra 1H NMR ligan H2salen, H2salophen, dan H2salcyen terdapat pergeseran kimia 8,44-8,87 ppm sebagai indikasi gugus imina. Sinyal gugus aromatik dari ketiga ligan kelompok salisilaldimin teramati pada rentang pergeseran kimia 6,75-7,59 ppm. Pada spektra 13C NMR gugus imina dari keempat ligan tetradentat tersebut diamati pada rentang pergeseran kimia antara 163,19-168,34 ppm. Padatan kompleks oksovanadium(IV) dengan masing-masing ligan tersebut yaitu [VO(salen)] dan [VO(salcyen)] yang berwarna hijau, [VO(salophen)] yang berwarna hijau kekuningan, dan [VO(acacen)] yang berwarna biru gelap telah berhasil disintesis. Rumus molekul [VO(salen)], [VO(salophen)], [VO(salcyen)], dan [VO(acacen)], secara berturut-turut adalah [VO(C12H18N2O2)], [VO(C20H14N2O2)].0,5H2O, [VO(C20H20N2O2)], dan [VO(C16H14N2O2)]. Semua kompleks oksovanadium(IV) berupa kompleks berinti tunggal, bersifat paramagnetik dengan nilai momen magnet 1,71–1,88 BM yang menunjukkan bahwa terdapat satu elektron yang tidak berpasangan pada ion oksovanadium(IV). Kompleks oksovanadium(IV) yang telah disintesis larut dalam DMSO, asetonitril, dan diklorometana. Kompleks oksovanadium(IV) tidak terionisasi dalam DMSO, sehingga larutan kompleks oksovanadium(IV)menunjukkan hantaran molar yang rendah, yaitu pada rentang 0,03 - 2,58 ?-1cm-1mol-1. Semua larutan kompleks oksovanadium(IV) dalam DMSO relatif stabil selama tiga hari pada suhu ruang.Larutan kompleks [VO(salen)] dan [VO(salcyen)] dalam DMSO berwarna hijau dengan puncak serapan maksimum pada ? 578-580 nm, sedangkan larutan kompleks [VO(salophen)] menunjukkan serapan pada panjang gelombang yang lebih tinggi daripada kedua kompleks sebelumnya, yaitu pada ? 597 nm. Spektrum kompleks [VO(acacen)] dalam DMSO menunjukkan puncak serapan maksimum yang cukup lebar dengan dua puncak pada ? 559 dan 623 nm yang menunjukkan adanya distorsi Jahn-Teller pada kompleks oksovanadium(IV). Hasil uji in vitro menunjukkan bahwa kompleks[VO(salen)], [VO(salophen)], [VO(salcyen)] dan [VO(acacen)] dengan konsentrasi 250 ?M mampu menghambat aktivitas enzim ?-amilase human saliva, secara berturut-turut sebesar 24%, 23%, 35%, dan 43 %. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kompleks [VO(acacen)] memiliki kemampuan sebagai inhibitor ?-amilase human saliva yang lebih baik dibandingkan lainnya. Hal ini kemungkinan berkaitan dengan struktur ligan acacen mengandung rantai alifatik yang bersifat pendorong elektron yang menyebabkan kerapatan elektron pada gugus V=O semakin kuat, sehingga interaksi hidrogen antara gugus V=O dengan gugus hidroksil pada enzim menjadi semakin kuat. Sedangkan pada tiga ligan kelompok salisilaldimin terdapat cincin aromatik yang bersifat penarik elektron yang memperlemah interaksi hidrogen antara gugus V=O dengan enzim, sehingga aktivitas inhibisinya terhadap ?-amilase human saliva tidak sebesar kompleks [VO(acacen)]. Namun, hipotesis ini masih perlu dikaji lebih detail. Uji aktivitas antidiabetes secara in vivo dilakukan pada tikus Wistar (Rattus novergicus) yang terinduksi alloxan. Kompleks [VO(salen)], [VO(salophen)], [VO(salcyen)] dan [VO(acacen)] dapat menurunkan kadar gula darah tikus Wistars rata-rata sebesar 70% dengan dosis di bawah 0,5 mg vanadium/kgBB. Sebagai pembanding, metformin yang sering digunakan sebagai obat antidiabetes dapat menurunkan kadar glukosa darah sebesar 35% dengan dosis 50 mg/kgBB. Dengan demikian, potensi keempat kompleks oksovanadium(IV) tersebut sebagai antidiabetes lebih tinggi daripada metformin.