Hadirnya masalah terhadap lingkungan dan demografi akibat pembangunan dengan
adanya alih fungsi lahan yang berdampak pada kepadatan penduduk bisa menjadi
sebuah gagasan dalam berkarya. Adanya kondisi tersebut, penulis melihat hal ini
sebagai permasalahan yang tentunya tidak bisa diukur benar dan salah. Karya bagi
penulis merupakan sebuah komunikasi atas penafsiran-penafsiran sebuah gagasan.
Dengan demikian, penulis mencoba mengkomunikasikanya dalam bentuk karya seni
yang tentunya sesuai dengan pemahaman dan pengalaman penulis dalam melihat
situasi lingkungan penulis, sehingga permasalahan dalam karya ini dirumuskan
melalui pertanyaan Bagaimana isu lingkungan akibat pembangunan dan kepadatan
penduduk dapat menjadi ide dalam berkarya.
Tema yang diangkat dalam tesis ini adalah “Buka Tirai Tampak Dinding”. Tema
tersebut sengaja dikemukakan dengan harapan agar kesadaran masyarakat mulai
terbentuk dan dapat memahami persoalan yang tengah terjadi pada lingkungan
mereka. Sebab karya yang hadir merupakan eksperimen personal yang menguji batas
cara pandang dan menjadikan sebuah pembenaran yang baru. Komunikasi yang
dibangun lebih kepada logika yang imajinatif, sehingga dalam menafsirkan sebuah
karya, pengalaman, serta nalar juga ikut berperan dan terletak pada makna logis.
Kemudian dalam mengungkapkan narasi tentang isu lingkungan tersebut penulis
melakukan eksplorasi material dengan meleburkan medium mix media dan ready
made object sebagai media ungkap. Begitupun dalam mengerjakan karya ini, penulis
menggunakan teori seni rupa kontemporer, dadaisme, dan teori medium sebagai
landasan. Hal ini sebagaimana yang diutarakan dalam seni rupa kontemporer tidak
ada batasan dalam berekspresi ketika berkarya, sehingga penulis menggabungkan
karya dua dimensi dengan benda-benda temuan menjadi satu bentuk keutuhan karya.
Pada karya yang diciptakan memberikan sebuah refleksi kepada apresiator seni,
ketika apresiator melihat dinding dalam kehidupan sehari-hari tidak ada tendensi
apapun. Sehingga penulis berupaya memberikan sebuah tawaran untuk memaknai
sebuah dinding yang kita lihat ketika membuka jendela. Di samping itu karya bisa
juga memberikan sebuah tawaran kritis kepada apresiator sekaligus ruang partisipasi
audiens untuk memainkan horizontal blind dengan fungsi sebenarnya