digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2020 TS PP DAN DANIEL PANDAPOTAN.pdf?
PUBLIC Noor Pujiati.,S.Sos

Secang (Caesalpinia sappan) merupakan salah satu kekayaan alam Indonesia yang memiliki banyak manfaat. Kayu secang dimanfaatkan sebagai kerajinan tangan dan ekstraknya dimanfaatkan sebagai minuman herbal. Kedua manfaat tersebut dapat dirasakan melalui produk alat saji. Hal ini merupakan usaha kreatif masyarakat untuk memanfaatkan karakteristik material dan kandungannya. Namun, produk yang tersedia di pasar masih sedikit dan memiliki kecenderungan yang sama. Selain itu, belum diketahui manfaat dan efek yang ditimbulkan dari jenis produk tersebut. Kenyataannya, peningkatan kebutuhan terhadap produk-produk alami khususnya herbal menjadikan secang sebagai salah satu pilihan masyarakat dalam melakukan tindakan promotif dan preventif terhadap penyakit degeneratif yang disebabkan oleh paparan radikal bebas. Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menempatkan percobaan pembuatan prototipe sebagai variabel bebas yang mempengaruhi hasil ekstraksi kayu secang. Percobaan pembuatan prototipe dilakukan pada jenis alat saji gelas dan sendok. Prototipe menjalani coba dan ralat untuk mengetahui masalah-masalah yang muncul terkait aspek fungsi dan aspek produksi. Selanjutnya, prototipe dikembangkan berdasarkan pertimbangan aspek estetik menggunakan image board, image chart dan kuesioner. Prototipe dibuat dengan luas permukaan yang berbeda-beda dengan tujuan untuk mengetahui efek yang ditimbulkan terkait jumlah kandungan yang terekstrak. Selanjutnya, prototipe akan diuji dengan percobaan pemakaian berulang. Untuk mengetahui aktivitas antioksidan, sampel ekstraksi diuji menggunakan radikal bebas DPPH dan diukur pada panjang gelombang 517 nm menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Sedangkan, untuk mengetahui spektrum warna larutan, sampel ekstrak diukur pada panjang gelombang 400-700 nm. Hasil dari penelitian menyatakan kandungan ekstrak secang dapat diperoleh melalui ekstraksi menggunakan alat saji berbahan kayu secang. Dengan demikian, ekstraksi kandungan kayu secang dapat dilakukan secara berulang melalui produk alat saji. Namun, pengembangan produk tersebut dinilai tidak optimal, karena memerlukan upaya yang relatif besar jika dibandingkan dengan tatal secang konvensional. Terdapat beberapa kendala dalam pengembangan alat saji wadah, seperti terjadi retak, kebocoran, dimensi yang terlalu kecil dan tidak boleh menggunakan bahan pelapis karena akan ikut larut ke dalam ekstrak. Terjadi perubahan fungsi pakai pada alat saji sendok menjadi sendok pengaduk yang mengakibatkan perubahan bentuk menjadi lebih geometris dengan tujuan untuk menghindari lentingan pasca pemakaian, sedangkan penambahan luas ii permukaan dilakukan dengan pembuatan lubang pada bagian kepala sendok. Untuk menyajikan minuman herbal setidaknya dibutuhkan perangkat teko, gelas, sendok dan pisin yang dapat digunakan berdasarkan skenario dari pelaku usaha. Penyesuaian yang dilakukan dalam pengembangan alat saji secang terdiri dari penggunaan bahan baku berusia >15 tahun dengan diameter >8 cm, metode produksi massal dilakukan dengan cara menggunakan alat bantu semi-masinal, dilakukan di lingkungan kerja yang terhindar dari kontaminasi dan memberikan wawasan serta pengarahan kepada pengrajin. Pengguna produk jenis ini berada pada kelas ekonomi menengah ke atas, memiliki mood kreatif, bersih, fungsional, menarik dan efisien, serta memiliki bentuk produk geometris-tradisional dengan sedikit aksen organik. Pengujian DPPH menyatakan hasil ekstraksi dari sendok pengaduk memiliki aktivitas antioksidan yang berbeda tergantung pada besar dan luas permukaannya. Semakin besar luas permukaan, maka aktivitas antioksidan semakin Tinggi. Semakin sering produk digunakan, maka aktivitas antioksidan semakin rendah. Produk sebaiknya digunakan pada kadar yang rendah dan disertai pemakaian rutin. Adapun usaha untuk mendapatkan khasiat yang konstan dilakukan dengan perendaman yang lebih lama dari waktu perendaman sebelumnya. Selain itu, pasca esktraksi produk dapat beralih fungsi menjadi alat gambar, alat pijat atau pengaduk minuman. Dengan demikian, penelitian ini merupakan langkah awal yang dapat dijadikan referensi peneliti selanjutnya dalam mengembangkan produk fungsional berbahan kayu secang.