
ABSTRAK Nur Azizah
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 1 Nur Azizah
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 2 Nur Azizah
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 3 Nur Azizah
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 4 Nur Azizah
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 5 Nur Azizah
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

PUSTAKA Nur Azizah
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Indonesia dengan karakteristik yang heterogen memiliki ribuan kelompok etnis dan
sub etnis yang tersebar di seluruh negeri. Bersamaan, kelompok etnis dan sub etnis
dilengkapi juga oleh kebudayaan sebagai kekayaan intelektual dan kultural
Indonesia. Pengakuan dan perlindungan masyarakat adat, kebudayaan, dan hak
adatnya sudah banyak tercantum dalam peraturan perundangan di Indonesia.
Meskipun pengakuan dan perlindungan sudah dilakukan secara legal, tidak ada
jaminan masyarakat adat dan kebudayaannya akan tetap eksis. Tidak hanya akan
kehilangan budaya sebagai indentitas bangsa, hilangnya masyarakat adat dan
kebudayaan, hak adat yang telah dijamin negara pun dapat menjadi sia-sia dan
beresiko disalahgunakan. Maka untuk mengantisipasi hal ini perlu dilakukan
intergenerational transmission kebudayaan pada masyarakat adat dan generasi
penerusnya. Hilangnya budaya juga didorong dengan tekanan perubahan akibat
globalisasi. Kecenderungan generasi muda untuk meninggalkan budaya lokal pun
turut menjadi pertimbangan penting dilakukannya intergenerational transmission
kebudayaan. Melalui analisis deskriptif kualitatif, diketahui Kasepuhan Ciptagelar
sebagai masyarakat adat yang terekspos oleh globalisasi telah mengadopsi budaya
modern pada kehidupan sehari-harinya. Kehadiran globalisasi telah menyebabkan
terjadinya hibridisasi kebudayaan pada Kasepuhan Ciptagelar. Masih memegang
teguh kearifan lokalnya di tengah globalisasi, menurut Kasepuhan regenerasi
kebudayan merupakan hal yang wajib dilakukan untuk menjaga eksistensi mereka.
Dengan begitu, adopsi globalisasi yang dilakukan tidak serta menghilangkan
kebudayaan dan identitas mereka sebagai masyarakat adat. Regenerasi dilakukan
sebagai upaya penciptaan replikasi budaya pada generasi penerus. Meskipun belum
sepenuhnya tercapai replikasi sempurna, pewarisan budaya sebagai lifelong
learning, menunjukkan indikasi penyempurnaan replikasi di kemudian hari.