digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2020 TS PP RIADHUS SHALIHIN 1.pdf?
PUBLIC Noor Pujiati.,S.Sos

Agensi kuratorial tidak hanya termanifestasi dalam presentasi pameran seni rupa, namun juga dalam festival, termasuk festival seni performans. Di Indonesia, kurator festival seni performans mulai muncul sejak tahun 2000-an. Secara umum praktik kuratorial mereka terbentuk melalui habituasi sebagai seniman performans. Penelitian ini berfokus pada Melati Suryodarmo, seorang tokoh seni performans Indonesia yang telah berkarya sebagai seniman sejak 1994. Selain itu, Melati adalah juga seorang kurator yang agensinya tercermin pada kegiatan PALA (Performance Art Laboratory, sejak 2007) dan festival Undisclosed Territory (UT) di Sukoharjo Surakarta sejak 2007. Menggunakan konsep-konsep yang telah dijelaskan Pierre Bordieu, seperti habituasi, agensi, modal, praktik dan arena, penelitian ini berupaya untuk menganalisa habitus dan agensi kuratorial Melati melalui studi atas karya-karya performans dan kegiatan-kegiatan yang diampunya. Alih-alih menyelenggarakan festival di kota-kota yang sudah mapan dalam kancah kesenian, Melati memilih Sukoharjo, perdesaan di utara Surakarta. Melati secara konsisten menyelenggarakan PALA dan UT dengan modal-modal yang dimilikinya. Habituasi Melati Suryodarmo selama hidup berpindah-pindah antara Surakarta, Bandung dan Jerman mempengaruhi agensi dan praktiknya sebagai seniman maupun kurator. Dalam festival UT, ide tentang “pertemuan” dipengaruhi gagasan arts of encounter dari festival-festival seni performans yang diikutinya di Jerman. Sementara konsep artist serves artist dipengaruhi oleh konteks ruang tinggalnya di Surakarta, yang mengenal tradisi “sambatan” dan “sesrawungan”. Praktik Melati sebagai kurator dan seniman performans dipengaruhi oleh ikatan tanah kelahirannya, pertemuannya dengan berbagai agen, dan keterhubungannya dengan berbagai peristiwa di sepanjang hidupnya. Habituasi tersebut melahirkan selera personal, yang akhirnya mengokohkan agensi Melati. Dalam UT#10 Space within Space (2010) irisan antara habituasi keseniman dan agensi kuratorial Melati terlihat menonjol pada tampilnya karya-karya long durational performance.