digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Industri jasa logistik di Indonesia adalah salah satu industri yang berpeluang cerah dan memiliki prospek yang besar, terutama pada pasar freight forwarding. Besarnya peluang ini terjadi seiring dengan meningkatnya angkutan udara dan angkutan laut, pengembangan infrastruktur transportasi dan peningkatan pengiriman barang, peningkatan kegiatan industri, pertumbuhan pasar Fast Moving Consumer Goods dan meningkatnya industry e-commerce. PT. Angkasa Pura Logistik mendirikan SBU Freight Forwarder (FF) yang khusus menangani jasa FF. Salah satu produk jasanya adalah jasa pengiriman impor barang general cargo dengan incoterm Cost, Isurance, & Freight (CIF) dengan volume barang Less than Container Load (LCL). Saat ini proses bisnis yang dijalankan masih sebatas manual pelaksanaannya dan lamanya proses muncul dalam hal mengambil keputusan selama proses bisnis dioperasikan. Untuk menghasilkan kinerja jasa pelayanan terbaik bagi konsumennya, maka dibutuhkan dibutuhkan rancangan sistem operasional proses bisnis yang terstruktur (lean). Penelitian ini menggunakan model acuan utama Dave dan Dave (2017) dengan menggunakan teori Business Process Management (BPM). Kekurangan dari model acuan ini akan dilengkapi dengan model pendekatan lean supply chain dari Sternberg & Harispuru (2017). Untuk mencari akar masalah pada proses bisnis, dilakukan dengan mengkategorikan akar masalah berdasarkan transportation waste dari Villarreal, dkk (2016). Solusi dari akar masalah diperoleh dengan macro-level waste elimination knowledge dari Liu, dkk (2013). Untuk perancangan pengukuran implementasi proses bisnis yang diusulkan, digunakan kajian dari Mason & Lalwani (2007). Ditemukan bottleneck dari hasil simulasi model proses bisnis dengan skenario menggunakan software Visual Paradigm 15.1 yaitu pada sub proses Approval Pencairan Dana Persekot, Memproses Adm. Clearance Barang, Memproses Pengeluaran Barang di Pelabuhan, Membuat LPJ dan Memproses Invoicing. Sedangkan task yang menghabiskan banyak waktu dan biaya ada pada task. Menginfokan Dok. Jadwal Pick Up Delivery Barang ke Tim Operasional & Ke Klien dan Menelpon Mitra Vendor Sewa Truk Angkut & Supir. Perbaikan dilakukan dengan menghilangkan waste melalui integrasi sistem informasi yang memanfaatkan teknologi, menghilangkan task yang manual dengan automation system, perubahan secara operasional pada sub prosesnya dan framework untuk pengukuran rancangan proses bisnis usulan. Perancangan proses bisnis usulan terpilih dihasilkan penghematan total waktu proses dan total biaya sebanyak 12 hari 7 jam 29 menit dan Rp819.154,60.00 pada pengerjaan skenario Order 1. Untuk pengerjaan skenario Order 2 diperoleh penghematan total waktu dan total biaya sebanyak 4 hari 6 jam 11 menit dan Rp819.154,60.00. Untuk pengerjaan skenario Order 3 diperoleh penghematan total waktu sebesar 14 hari 1 jam 21 menit dengan total hemat biaya Rp3.502.131,67.00.