
ABSTRAK Salsabila Nur Hanifa
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 1 Salsabila Nur Hanifa
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 2 Salsabila Nur Hanifa
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 3 Salsabila Nur Hanifa
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 4 Salsabila Nur Hanifa
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 5 Salsabila Nur Hanifa
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

DAFTAR Salsabila Nur Hanifa
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

2020 TA PP SALSABILA NUR HANIFA_LAMPIRAN.pdf)u
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

Kebijakan zonasi sekolah di Kota Bandung telah diterapkan secara resmi pada tahun 2017
dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 17 tahun 2017. Penetapan kebijakan zonasi ini diasumsikan berdampak pada aspek
transportasi seperti waktu dan biaya perjalanan serta moda angkutan pelajar, namun hingga
tahun 2020 masih belum ada penelitian yang mengkaji hal ini. Berdasarkan hal tersebut, pada
penelitian ini peneliti identifikasi akan dilakukan untuk melihat pengaruh kebijakan zonasi
sekolah terhadap karakteristik pergerakan dan preferensi pemilihan moda transportasi
pelajar. Objek yang akan diteliti adalah SMAN 3 dan 5 Bandung dengan dasar asumsi kedua
sekolah dapat memberikan tarikan yang besar kepada calon peserta didik di Kota Bandung
dan sekitarnya. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah
analisis pembobotan, statistik deskriptif, komparatif, spasial, dan deskriptif kualitatif.
Kebijakan zonasi sekolah sendiri merupakan salah satu dari upaya Transportation Demand
Management yaitu dengan cara mengurangi jarak titik asal dan tujuan yang termasuk
kategori “Pull measures” agar pelajar dapat lebih memilih menggunakan transportasi umum
dibandingkan kendaraan pribadi. Dari hasil kajian upaya tersebut dapat dinilai berhasil
dalam menggeser konsentrasi tempat tinggal pelajar sehingga jaraknya lebih dekat dengan,
selain itu hasil analisis juga menunjukan nilai waktu dan biaya perjalanan pelajar ketika
berangkat dan pulang sekolah lebih rendah dibandingkan sebelum diterapkannya kebijakan
zonasi sekolah, namun kebijakan ini masih belum bisa menarik minat pelajar dalam
menggunakan transportasi umum. Hal tersebut diindikasikan karena waktu tempuh yang lama
dan lokasi jalur dan stasiun Boseh yang dianggap tidak mudah dijangkau oleh pelajar karena
dari hasil analisis tingkat kemauan berjalan pelajar hanya mencapai 10 m saja.